Seoul (ANTARA News) - Korea Utara Sabtu meminta penundaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Korea Selatan yang mestinya berlangsung bulan ini karena datangnya bencana banjir yang menyebabkan lebih dari 300 orang tewas dan memicu kelangkaan pangan di negara komunis tersebut. "Korea Utara minta KTT diundurkan sampai awal Oktober dengan pertimbangan mereka melakukan langkah-langkah penting untuk mengatasi bencana banjir itu," kata jurubicara kepresidenan Korea Selatan, Cheon Ho-Seon kepada wartawan seperti dikutip AFP. Korea Selatan telah mengajukan usulan KTT diselenggarakan 2-4 Oktober di Pyongyang, kata Cheon. KTT yang kedua tersebut rencananya akan diselenggarakan pada 28-30 Agustus di ibukota Korea Utara. Korea Utara sebagai negara komunis yang terisolasi saat sedang berjuang untuk mengatasi banjir yang menelan banyak korban jiwa, dan menyebabkan sekitar 300.000 penduduknya kehilangan rumah serta menghancurkan ladang-ladang pertanian dan panen-panen terpenting. Pyongyang mengatakan dalam sebuah pesan kepada Korea Selatan bahwa pihaknya telah melakukan semua persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan KTT tersebut sebelum hujan lebat mengurung negara itu beberapa pekan lalu, kata Cheon. "Karena itu, Utara mengatakan, pihaknya mempunyai tugas yang lebih penting yaitu mengatasi kerusakan-kerusakan akibat banjir dan memulihkan kembali kehidupan warganya," katanya. Korea Utara menandaskan bahwa pihaknya masih ingin untuk menyelenggarakan KTT dan semua perjanjian yang telah dibuat dengan Korea Selatan untuk memuluskan jalan bagi hal-hal yang masih perlu dilaksanakan, ujarnya. Korea Selatan, Amerika Serikat dan badan-badan internasional pada Jum`at lalu menawarkan bantuan kepada Korea Utara setelah munculnya banjir, yang menyebabkan sebagian besar panen lenyap di negara yang rakyatnya mengalami kelangkaan pangan itu. Seoul mengatakan Jum`at bahwa pihaknya akan mengirimkan bantuan darurat senilai 7,1 miliar won (7,5 juta dolar AS) kepada para korban banjir menyusul apa yang mereka sebut sebagai `kerusakan besar-besaran.` Korea Utara dalam tahun ini menghadapi kelangkaan pangan setara satu juta ton beras, atau 20 persen dari kebutuhan nasional, bahkan sebelum wilayahnya diterjang banjir. Utara menderita kelaparan pada pertengahan tahun 1990-an yang menewaskan ratusan ribu warganya. Sementara itu Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengusulkan dibentuknya satu program darurat bagi sekitar 500.000 orang selama sebulan, namun hal itu masih menunggu respon Pyongyang. Jika Korea Utara menyetujui program itu, WFP akan segera melancarkan imbauan internasional untuk mendanainya. WFP belum lama memberikan bantuan pangan kepada 750.000 orang, terutama anak-anak dan wanita hamil atau wanita-wanita lanjut usia serta berencana untuk menambahnya menjadi 1,9 juta orang pada bulan depan. (U.H-AK/ (Uu.SYS/C/H-AK/C/H-AK) 18-08-2007 15:28:53 NNNN

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007