Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 6.000 anak ayam (DOC) dari Banyuwangi, Jawa Timur yang hendak dibawa ke Denpasar, terpaksa dikembalikan ke daerah asalnya, karena wilayah Kabupaten Jembrana, Bali dinyatakan terisolasi dari lalu lintas unggas, pasca tewasnya salah seorang warga setempat yang positif terinfeksi virus flu burung H5N1. "Kendaraan yang mengangkut anak ayam itu terpaksa dikembalikan setelah melewati pintu pemeriksaan secara ketat di Desa Cekik," kata Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan (PKL) Kabupaten Jembrana Ir Gusti Sanjaya di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan, demikian pula 600 ekor itik dari Jembrana yang hendak dibawa ke Tabanan terpaksa digagalkan, karena semua jenis unggas tidak diijinkan masuk dan ke luar wilayah Kabupaten Jembrana. Untuk itu telah dibentuk tiga pos di pintu masuk dan keluar Kabupaten Jembrana masing-masing di Pengraguan, pintu ke luar ke Denpasar, Cekik, pintu masuk dari Pulau Jawa dan asah Duren, daerah perbatasan dengan Kabupaten Buleleng. "Ketiga pos itu dijaga selama 24 jam yang memeriksa setiap kendaraan yang lewat di jalur tersebut," ujar Sanjaya. Ketiga pos yang dibentuk sejak 16 Agustus 2007 itu dijaga petugas instansi terkait masing-masing TNI-Polri, satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan jajaran Dinas Peternakan Kabupaten Jembrana. Isolasi wilayah Kabupaten Jembrana dari perdagangan unggas maupun daging unggas akan berlangsung selama sebulan, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza. Upaya tersebut disertai dengan antisipasi dengan melibatkan masyarakat dan semua pihak dengan harapan kasus flu burung dapat ditangani secara tuntas. Selain itu juga melakukan pemusnahan terhadap seluruh jenis unggas di Banjar Dangin Tukad Aya dan Tegal Badeng, Jembrana asal korban yang tewas akibat virus flu burung. Pemusnahan unggas dalam radius satu kilometer sesuai kesepakatan dengan warga masyarakat untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, ujar Sanjaya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007