Surabaya (ANTARA News) - Polrestabes Surabaya membubarkan aksi deklrasi #2019gantipresiden di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Minggu, karena khawatir memicu bentrok antara massa pro dan kontra deklarasi itu.

Bentrokan antarmassa, baik pendukung deklarasi #2019GantiPresiden dan Pemuda Pancasila (PP), Banser Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor serta masyarakat Surabaya hampir terjadi di depan Kantor DRPD Provinsi Jatim, Jalan Rajawali Surabaya andai polisi tidak menghentikannya.

"Marilah kita cintai Surabaya. Mari sama-sama membubarkan diri. Semua sudah bubar. Saya yang tanggung jawab. Saya di belakang kalian," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol. Rudi Setiawan kepada massa PP dan Banser.

Kepolrestabes Surabaya mengatakan bahwa pihaknya sudah mengimbau sejak kemarin supaya kedua massa menahan diri dan menjaga Surabaya agar tetap kondusif.

Terkait dengan pembubaran kegiatan itu, kata Rudi, Kepolisian hanya menegakkan aturan yang berlaku.

Menurut dia, boleh saja menyampaikan pendapat tetapi undang-undang sudah mengatur hal itu.

"Alhamdulillah, semua sudah selesai. Kedua belah pihak sudah membubarkan diri dan situasi Surabaya aman kembali," katanya.

Ditanya apakah ada oknum dari kedua massa yang hampir terlibat bentrok yang diperiksa polisi, dia mengatakan bahwa pihaknya masih akan melihat situasi yang ada.

Ia menegaskan bahwa pihaknya juga belum menerima laporan dari polsek-polsek di wilayahnya.

"Untuk antispasi siapa saja boleh melakukan kegiatan, hal ini sudah diatur undang-undang kebebasan mengemukakan pendapat. Begitu juga polisi dalam mengeluarkan izin. Jika tidak mengganggu ketertiban umum tidak melanggar norma, etika itu adalah pengecualian," ujarnya.

Polrestabes Surabaya mendorong agar Surabaya aman. Untuk itu, semua pihak apa pun aspirasinya, lanjut Rudi, harus memperhatikan ketentuan yang berlaku serta menjaga Surabaya untuk tetap kondusif.

"Kami kedepankan negosiasi dan tahapan lain. Saya sudah menginstruksikan anggota semua untuk tetap bertahan mengamankan Kota Surabaya guna mengantisipasi kejadian berlanjut," ujarnya.

Baca juga: Polisi tak beri izin deklarasi ganti presiden di Surabaya
Baca juga: APPJ tolak deklarasi ganti presiden di Surabaya

Pewarta: Indra Setiawan/Willy Irawan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018