Presiden Ghana Nana Akufo-Addo mengatakan kepada rombongan keluarga Annan bahwa pemerintah akan memberikan pemakaman negara penuh kepada Annan "sesuai statusnya sebagai ikon global, diplomat dan negarawan".
Annan wafat di satu rumah sakit di Swiss pada Sabtu pagi dalam usia 80 tahun. Selama hari-hari terakhirnya, Annan didampingi istri keduanya Nane dan anak-anaknya Kojo dan Nina, kata yayasannya dan teman-teman dekatnya.
Annan meniti karir di PBB. Ia menjadi sekretaris jenderal PBB di New York selama dua periode sejak 1997-2006. Setelah pensiun, dia tinggal di sebuah desa Swiss di dekat Jenewa.
Yayasannya yang telah berkiprah 10 tahun mendorong pemerintahan yang baik dan transformasi pertanian Afrika.
Annan dan PBB berbagi Hadiah Perdamaian Nobel tahun 2001 atas usaha-usaha mereformasi badan dunia itu dan memberikan prioritas pada isu-isu hak asasi manusia.
Presiden Ghana Nana Akufo-Addo menyampaikan kesedihan mendalam di Accra pada Sabtu (18/8) sehubungan dengan berita wafatnya Kofi Annan.
"Pemerintah dan rakyat Ghana, Ibu Negara Rebecca dan saya sangat sedih berita mengenai wafatnya salah seorang rekan terbesar kami, Kofi Annan, di Bern, Swiss," demikian isi pernyataan yang ditandatangani presiden Ghana tersebut.
Akufo-Addo memuji Annan sebagai seorang diplomat internasional "yang sempurna" yang sangat dihormati karena pekerjaannya, demikian laporan Reuters.
"Ia mengangkat negara kami dengan sangat tinggi melalui posisinya dan melalui perbuatannya yang sangat terhormat di kancah global," kataya.
Akufo-Addo menggambarkan Annan sebagai orang yang sangat percaya pada kemampuan Ghana untuk mengukir jalurnya di jalan kemajuan dan kemakmuran.
"Tak diragukan, ia luar biasa dalam berbagai perbuatan selama hidupnya, dan meninggalkan jejaknya berupa kenangan yang paling menyenangkan. Namanya akan selalu dikenang".
"Saya, atas nama seluruh rakyat Ghana, menyampaikan setulus hati belasungkawa terdalam kepada janda, yang paling dicintanya, Nane Maria, dan anak-anak tercintanya," katanya.
Presiden Ghana itu juga menginstruksikan pengibaran bendera nasional setengah tiang di seluruh negeri tersebut dan di semua misi diplomatiknya di seluruh dunia, selama satu pekan mulai Senin untuk menghormati mantan negarawan internasional tersebut.
Editor: Mohamad Antoni / Rahmad Nasution
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018