Jakarta, (ANTARA NEWS) 24/8 - pKetua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi sikap keluarga besar Muhammadiyah, karena sudah menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila khususnya dalam pengembangan ekonomi umat.

"Warga Muhammadiyah mengembangkan ekonominya, bukan semata karena ingin kaya dan sejahtera sendiri. Mereka terpacu ingin maju dan sejahtera, karena berharap bisa bersodaqoh, membantu sesamanya yang belum beruntung. Itu artinya, ada nilai keadilan sosial, yang ingin dicapai dan diusahakan oleh warga Muhammadiyah", kata Ketua MPR Zulkifli Hasan usai menghadiri Ujian promosi doktor, Dahnil Anzar Simanjuntak, pada program Doktor Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, Jumat (24/8).

Ikut hadir pada acara tersebut Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar, Dewan Penasehat Partai Golkar Akbar Tanjung, serta Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

Menurut Zulkifli, sikap warga Muhammadiyah, sangat sesuai dengan kondisi sekarang. Karena itu sudah waktunya, bangsa Indonesia melaksanakan segala aktivitasnya untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu saja.

"Kalau masyarakatnya terangkat, sudah pasti individunya pun terangkat. Ini membuktikan adanya keadilan sosial, artinya warga Muhammadiyah sudah melaksanakan Pancasila", kata Zuifli Hasan.

Dahnil yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, mengajukan disertasi doktornya dengan judul Penggunaan Sistem Pengendalian Manajemen Berbasis Etika Muhammadiyah Dalam Meningkatkan Kinerja UMKM.

Dalam disertasiya, Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, SE, ME, antara lain mengatakan, perjuangan kalangan UMKM dilingkungan warga Muhammadiyah banyak dipengaruhi oleh Al-Qur'an, Surat Al Maun, ayat 1-7, dan surah Al Azhar ayat 1-3.

Warga Muhammadiyah berjuang agar sukses dalam bisnis, tidak semata didasari niat untuk memperkaya diri sendiri, tetapi juga memiliki motif sosial, bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitarnya, melalui jalan bersedekah.

Karena itu, saat ini Muhammadiyah menghadapi tantangan yang tidak ringan. Pasalnya, sebagai persyarikatan yang memiliki aset sangat banyak, tapi ternyata masih banyak juga warga Muhammadiyah yang masih belum sejahtera.

Ujian promosi sendiri, tidak berjalan seserius sebagai mana lazimnya. Beberapa kali, para menguji dan para tamu terdengar melepas tawa. Terlebih ketika para penguji, mengaitkan acara sidang dengan kondisi bangsa dan negara saat ini.

Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018