Palembang (ANTARA News) - Peluang tim boling Indonesia pada Asian Games 2018 kian berat meraih target dua medali emas menyusul kegagalan dalam tiga nomor pertandingan cabang olahraga itu di Jakabaring Bowling Center Palembang, Sumatera Selatan, Jumat.
"Kita tidak boleh pesimistis, selagi ada kesempatan bisa kita maksimalkan. Meski diakui beberapa bidikan atau target di nomor kemarin belum berhasil meraih medali," kata Manajer Tim Boling Indonesia Ronny Arnold Silalahi.
Tim putri Indonesia untuk nomor beregu enam gagal mempersembahkan medali setelah menempati peringkat kelima dengan skor 7.950.
Pada nomor ini, tuan rumah bermaterikan Sharon Adelia Liman Santoso, Putty Insavila Armein, Alisha Nabila Larasati, Aldila Indryati, Nadia Pramanik Nurmalina, dan Tannya Roumimper.
Tannya Roumimper dan kawan-kawan sebenarnya hampir meraih medali perunggu dan hanya terpaut 19 pin dari peringkat tiga Chinese Taipei.
"Tim Indonesia terpaut 19 pin dari Chinese Taipei di peringkat ketiga, hanya dua lemparan terakhir Sharon dan Alisha gagal merubuhkan seluruh pin," kata Ronny Arnold Mandagi.
Ia menyebutkan, kembali timnya kalah start pada lintasan medium, dan sempat tercecer pada game kelima. Menurut Ronny di awal pertandingan masih kurang lepas dan terkesan hati-hati. Sedangkan putri Korea Selatan yang meraih emas nomor itu bermain sangat konsisten, kendati sempat dibayangi Malaysia hingga game kelima.
"Kendati belum bisa meraih medali, kabar baiknya dua atlet kami Tanya Roumimper dan Nadia Pramanik masuk ke 16 besar, sehingga Indonesia memiliki peluang di nomor master yang akan dipertandingkan pada hari-hari terakhir pertandingan boling," katanya.
Nadia Pramanik, tampil sangat konsisten pada pertandingan beregu enam putri itu, dan banyak membukukan lemparan sempurna merubuhkan semua pin sehingga mengemas 30 pin.
"Kita berharap mereka bisa membuka peluang di nomor master putri. Sedangkan target terdekat besok kita di beregu enam putra," kata manajer tim boling Indonesia itu menambahkan.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018