Medan (ANTARA News) - Harga minyak goreng di dalam negeri akan semakin sulit ditekan karena harga minyak sawit mentah (crude palm oil) di pasar internasional masih tetap tinggi hingga akhir tahun ini dan didorong permintaan yang banyak pada hari besar keagamaan tahun ini. "Harga minyak goreng akan semakin sulit ditekan atau kembali normal pada harga Rp6.500 per kg, meski pemerintah melakukan berbagai cara," kata Direktur PT Permata Hijau Sawit Grup, Toto Chandra, di Medan, Jumat. Menurut Toto, harga CPO akhir pekan ini masih pada kisaran Rp7.200 per kilogram sehingga harga tebus minyak goreng di pabrik mencapai Rp7.600 per kg. "Kalau harga CPO saja sudah Rp7.200 per kg, mana mungkin harga minyak goreng di bawah angka itu," kata Toto. Harga minyak goreng di Medan berkisar Rp8.200 hingga Rp8.500 per kg. Harga itu terus bertahan bahkan cenderung naik meski program stabilisasi harga minyak goreng tersebut sudah dilakukan di daerah itu. Dia menjelaskan, meski panen puncak sawit di Indonesia akan masuk pada September dan Oktober, tapi diduga kuat harga jual masih akan tetap bertahan mahal. Asumsi itu mengacu pada masih akan terjadinya pelemahaan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya permintaan menjelang puasa, Idul Fitri, dan Natal serta Tahun baru 2008. Harga (CIF Rotterdam) CPO hingga akhir tahun diprediksi pada kisaran 815-820 dolar AS per ton. Ketua Gabungan Pengsuaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun, sebelumnya, mengatakan, produksi CPO Indonesia tahun ini berkisar sebanyak 17 juta ton atau lebih rendah 200.000 ton dari perkiraan semula yang sebesar 17,2 juta ton. Produksi yang di bawah prakiraan itu merupakan akibat terjadinya musim kering di daerah sentra produksi seperti di Sumut dan Riau yang menyebabkan produksi hasil tandan buah segar (TBS) menurun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007