Sidoarjo (ANTARA News) - Volume semburan lumpur Lapindo Brantas Inc. di Porong, Sidoarjo selama sebulan terakhir ini, tampak mengalami pengurangan cukup drastis. Pantauan ANTARA News, Jumat menyebutkan, kepulan asap putih dari sekitar pusat semburan belakakangan ini tampak mengecil drastis, padahal kepulan putih itu sebelumnya membumbung tinggi, diikuti keluarnya aliran lumpur yang deras ke penampungan-penampungan lumpur (pond). Selain itu, aliran air yang mengarah ke spillway juga tampak berkurang drastis. Deputi Operasional Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Sofyan Hadi membenarkan bahwa volume semburan lumpur yang keluar dari pusat semburan sebulan terakhir ini terpantau hanya 0,8 meter kubik/detik, menurun drastis, dibanding saat awal semburan lumpur yang diestimasikan mencapai 1,5 meter kubik/detik, "Turunnya volume lumpur ini, bisa dilihat dari aliran lumpur yang mengalir dari pusat semburan ke arah spillway di bagian Selatan menuju Kali Porong, yang kini mengecil," katanya. Menyinggung penyebab turunnya volume semburan lumpur, Sofyan mengaku belum mengetahuinya secara pasti, karena fenomena mud vulcano seperti ini sangat sulit untuk dipelajari, belum ada referensi yang menjelaskan kenapa volume semburan bisa berkurang drastis. "Penjelasan yang masuk akal untuk fenomena ini, kemungkinan karena tekanan di bawah permukaan yang semakin berkurang. Namun, jelasnya, hal ini perlu dikaji lebih lanjut," katanya. Sofyan juga belum bisa memastikan apakah fenomena berkurangnya volume semburan lumpur ini bisa berlangsung stabil. "Kami tidak pernah tahu apakah ke depannya bisa meningkat lagi atau terus menurun, namun kami harap ini tidak menyebabkan semakin luasnya wilayah subsidence (penurunan tanah, red)," katanya. BPLS hingga kini terus berupaya mempertahankan area luasan terdampak lumpur agar tidak menyebar ke radius yang lebih luas. Daerah yang terendam lumpur saat ini mencapai 700 hektar dan belum berubah sejak dimulainya masa tugas BPLS, Maret 2007.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007