Jakarta, (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini M Soemarno, Jumat, meresmikan sistem kabel transmisi listrik tegangan tinggi berkapasitas 150 kV, yang pertama, di Papua.
Siaran pers PT PLN (Persero) di Jakarta, Jumat menyebutkan sistem tegangan tinggi pertama di Papua itu terdiri atas Gardu Induk (GI) 150 kV Jayapura, GI 150 kV Holtekamp, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Holtekamp-Jayapura.
"Pengoperasian infrastruktur ini akan memperkuat sistem kelistrikan Papua, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata Rini.
Ia menambahkan dengan infrastruktur itu akan semakin banyak warga yang bisa menikmati listrik dan pada akhirnya bisa mendorong kesejahteraan masyarakat.
Rini juga mengatakan keberadaan GI dan SUTT 150 kV itu bisa meningkatkan rasio elektrifikasi Papua dan nasional.
Saat ini, rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat masih 53,62 persen dan merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia.
"Keberadaan infrastruktur ini sangat penting bagi penyaluran listrik di wilayah ini. Jadi, pemerintah tentu sangat mendukung dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PLN. Sebagai BUMN yang bertanggung jawab bagi kelistrikan di Tanah Air, saya terus mendorong PLN meningkatkan infrastruktur kelistrikan karena listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat," ujar Rini.
Semakin handalnya listrik di Jayapura, kata dia, bisa menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru dan memudahkan investor berinvestasi di Papua.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN Ahmad Rofik mengatakan pengoperasian gardu dan transmisi itu bisa mengoptimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Jayapura.
Selama ini, PLTMG Jayapura hanya memproduksi listrik sebesar 30 MW, karena jaringan transmisi dan distribusi yang menyalurkan listrik ke warga masih belum siap.
"Dengan peningkatan kapasitas infrastruktur penyaluran ini, listrik dari PLTMG Jayapura dapat disalurkan secara penuh yaitu 50 MW," katanya.
Ia menambahkan ketiga infastruktur baru itu juga dapat menyalurkan listrik dari PLTMG Jayapura Peaker 40 MW, yang kini sedang dalam proses pembangunan.
Menurut Rofik, dengan infrastruktur baru, maka tambahan rumah tangga yang dilistriki bisa mencapai 600 ribu pelanggan yang mencakup sistem Jayapura, Sentani dan Genyem.
Pengoperasian PLTMG, lanjutnya, juga akan menghemat biaya produksi listrik hingga Rp8,7 miliar per bulan.
"Potensi penghematan ini dihitung berdasarkan penurunan `specific fuel consumption` (konsumsi BBM) dan penghentian mesin sewa dari sistem kelistrikan Jayapura," ujar Rofik.
Pembangunan infrastruktur kelistrikan itu selesai dalam waktu dua tahun dengan memakan biaya investasi sebesar Rp341 miliar, yang bersumber dari anggaran sendiri.
Proyek juga melibatkan 400 pekerja, yang lebih dari 100 orang merupakan pekerja lokal.
Baca juga: Presiden tinjau proyek pembangunan Jembatan Holtekam
Baca juga: Menkominfo sosialisasikan Palapa Ring di Papua
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018