Karawang (ANTARA News) - Mantan Bupati Karawang periode 1999-2004, Achmad Dadang, yang ditahan di Lapas Kelas II A Warung Bambu, Kabupaten Karawang karena kasus korupsi APBD 2004 Kabupaten Karawang pada pos biaya tak tersangka (BTT) senilai Rp6,5 miliar tewas di sel, Jumat. Keterangan yang dihimpun ANTARA News, Dadang, ditemukan tewas oleh salah seorang petugas Lapas, Eman, di ruangan tahanan seluas 2x2,5 meter dengan keadaan duduk selonjor, sedangkan selnya dalam keadaan terkunci. Sekujur badannya kaku, wajahnya lebam-membiru dan giginya seperti menggigit lidahnya, sementara lantai sel-nya banyak noda darah. Dadang diketahui meninggal dunia setelah Bupati Karawang Dadang S Muchtar menanyakan keberadaan Achmad Dadang, usai memimpin upacara pengumuman tahanan yang mendapat remisi pada peringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia ke-62, pada 17 Agustus. Mendapat pertanyaan bupati, Kepala Lapas Kelas II A Warung Bambu Suryadi langsung mengintruksikan salah seorang petugas Lapas agar memantau sel yang ditempati oleh Achmad Dadang. Setelah dicek, ternyata Achmad Dadang ditemukan sudah tak bernyawa dengan keadaan badan kaku. Ketika dikonfirmasi, Kepala Lapas Suryadi membenarkan hal tersebut. "Kebetulan Pak Achmad Dadang tidak mengikuti upacara, karena kondisinya memang tidak sehat. Karena itu, diduga Achmad Dadang telah meninggal dunia sejak pukul 06.45 WIB di ruangan selnya," kata Suryadi, kepada pers, di Karawang, Jumat. Menurut salah seorang dokter Poliklinik Lapas, Raut Sitamorang, Ahmad Dadang tewas karena penyakit jantungnya. Sedangkan darah di lantai selnya karena Achmad Dadang muntah darah. Setelah diketahui tewas di ruangan sel, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang dengan ambulance Lapas, untuk diotopsi. Di tempat terpisah, Direktur RSUD Karawang Deddy Letto mengatakan, pihaknya mendapatkan jenazah Acmad Dadang pada pukul 07.50 WIB. "Ketika kami sedang apel pagi, jenazah ambulance Lapas yang ternyata jenazah Achmad Dadang sampai ke IGD RSUD Karawang, dan kami amankan di ruang isolasi. Jadi, meninggalnya bukan di perjalanan atau di rumah sakit, tapi di Lapas," katanya. Deddy mengakui, kondisi sekujur badan Achmad Dadang dalam keadaan kaku, wajahnya lebam-membiru, dan lidahnya tergigit. Setelah diperiksa di RSUD Karawang sekitar dua jam, jenazah Achmad Dadang kemudian di rujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Menurut dia, pihaknya merujuk ke RSCM karena di RSUD Karawang tidak mempunyai ahli forensik. Karena itu, untuk mengetahui sebab meninggalnya Ahmad Dadang, harus menunggu keterangan dari RSCM. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007