Jadi pembangunan infrastruktur ini sebenarnya untuk mengejar ketertinggalan yang banyak sekali dari negara-negara lain. Tidak mudah, karenanya perlu dengan cara `rock and roll' untuk melakukannya

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan perlu cara "rock and roll" untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur Indonesia dari negara-negara lain.

Basuki dalam orasi ilmiahnya berjudul Pembangunan Infrastruktur Berbasis Lingkungan di Sarwono Prawirohardjo yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Kamis, mengatakan selain meningkatkan daya saing, pembangunan infrastruktur sudah menyumbang 0,82 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi pembangunan infrastruktur ini sebenarnya untuk mengejar ketertinggalan yang banyak sekali dari negara-negara lain. Tidak mudah, karenanya perlu dengan cara `rock and roll' untuk melakukannya," kata Basuki.

Indonesia sebenarnya sudah lebih dulu membangun infrastruktur seperti jalan tol dan sebagainya dibanding dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, namun sekarang justru tertinggal.

"Persaingan (kontraktor) sekarang untuk yang cepat dan lambat, bukan lagi yang besar dengan yang kecil untuk pembangunan," kata Basuki.

Untuk menjawab tantangan konektivitas, Basuki mengatakan mulai 2015 hingga 2019 pemerintah akan menyelesaikan pembangunan dan mengoperasikan jalan tol baru sepanjang 1.852 kilometer (km), pembangunan jalan nasional baru sepanjang 2.650 km dan 500 km jalan akses menuju 24 pelabuhan utama, 60 pelabuhan penyeberangan dan jalan pendukung pengembangan 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Upaya-upaya membangun konektivitas ini ditujukan untuk menurunkan waktu tempuh di jalur logistik utama dari 2,7 jam per 100 km pada 2014 menjadi 2,2 jam per 100 km di 2019. Selain itu, menurunkan biaya logistik dari 24 persen angka Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 20 persen, serta menggerakkan potensi ekonomi wilayah, terutama di luar Pulau Jawa yang selama ini terpendam.

Berdasarkan data World Economic Forum (WEF) 2018, keseluruhan pembangunan tersebut telah secara agregat meningkatkan daya saing infrastruktur Indonesia sebanyak 20 peringkat dari urutan 72 di 2014-2015 menjadi urutan 52 di 2017-2018, serta daya saing global di peringkat 36 untuk 2017-2018.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terpilih memberikan orasi ilmiah karena sosoknya yang aktif dalam pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dengan mengedepankan inovasi dan iptek.

Selain itu, menurut Handoko, dia berperan penting dalam mendukung program pembangunan kebun raya di Indonesia. Setidaknya hingga saat ini, sudah ada 37 kebun raya yang telah didukung dan terbangun dengan baik, antara lain lima kebun raya yang dikelola LIPI, 30 kebun raya yang dikelola pemerintah daerah dan dua kebun raya yang dikelola universitas.

Baca juga: Pemerintah dorong pembangunan infrastruktur berkeadilan
Baca juga: Pembangunan infrastruktur bagian dari strategi kebudayaan

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018