Relawan dari warga akan lebih mengetahui kebutuhan untuk pengungsi
Mataram (ANTARA News) - Warga korban gempa 6,9 Skala Richter (SR) di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), enggan penyaluran bantuan disalurkan oleh pemerintah melainkan menginginkan melalui sukarelawan dari pemuda setiap daerah terdampak gempa.
"Distribusi bantuan itu dibagikan saja melalui relawan dari pemuda di setiap desa," kata Masinan, warga Desa Sugian, Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Kamis.
Disebutkan, pembagian langsung dari pemerintah itu dikhawatirkan tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan yang dampaknya akan menimbulkan keributan sesama warga. "Bahkan kami curiga bantuan itu ditumpuk begitu saja di kantor desa atau kecamatan," katanya.
Ia menyebutkan pengalaman pada awal gempa 6,9 SR yang menimpa di daerahnya, saat itu sisa logistik berupa terpal dan beberapa dus tidak dikeluarkan juga. "Akhirnya saya meminta paksa dikeluarkan, dan dibagikan kepada pengungsi," tandasnya.
Ditambahkan, pemuda desa setidaknya mengetahui mana saja warga yang layak diberikan setelah sebelumnya mendapatkan data-data dari pemerintah daerah setempat.
Munawir Haris, warga Dusun Labu Pandan, menyarankan pemerintah setempat hanya memberikan pengawasan saja dan berikan kepercayaan kepada relawan dari warga setempat untuk bekerja memberikan bantuan itu.
"Relawan dari warga akan lebih mengetahui kebutuhan untuk pengungsi," katanya.
Sebelumnya, kata dia, disarankan pemerintah terkait melakukan rapat yang melibatkan warga untuk mengetahui siapa saja yang membutuhkan bantuan logistik.
Seperti diketahui, saat ini bantuan untuk korban gempa Lombok Timur masih dikategorikan minim dibandingkan dengan pengungsi di Lombok Utara. Saat ini, mereka membutuhkan bantuan berupa terpal/tenda, selimut, sembako, air dan popok untuk bayi.
Baca juga: Korban gempa Lombok cari bantuan logistik lewat medsos
Baca juga: Dusun dekat titik gempa Lombok belum tersentuh bantuan
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018