Pasalnya, nomor Sanda putra sebenarnya tidak ditargetkan meraih medali, sehingga apa yang dicapai oleh kedua pewushu Indonesia di nomor Sanda 56 kg dan Sanda 70 kg, sudah melampaui target.
"Dua perunggu dari nomor Sanda belum pernah kita dapatkan, ini prestasi," kata Airlangga di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Dua perunggu itu diraih Yusuf Widiyanto di nomor Sanda 56 kg putra, dan Puja Riyaya di nomor Sanda 70 kg putra.
Baca juga: Hasil final Sanda putra
Airlangga mengatakan dengan capaian itu, berarti pelatihan yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri membuahkan hasil.
Menurut dia, para atlet wushu Indonesia sebelum menghadapi Asian Games 2018, dikirim ke China untuk nomor Taolu dan ke Iran untuk nomor Sanda.
"Di Asian Games 2018, wushu Indonesia memperoleh satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Ini prestasi hasil dari pelatihan nomor Sanda di Iran dan nomor Taolu di China," ujarnya.
Baca juga: China kuasai perolehan emas nomor Sanda putri
Airlangga mengaku bersyukur atas capaian tim wushu Indonesia di ajang Asian Games 2018 karena dapat menenuhi target dan terjadi kejutan yaitu di nomor Sanda mampu menyumbangkan medali.
Menurut dia, capaian itu merupakan hasil dari persiapan dan pengorbanan para atlet, pelatih dan tim yang luar biasa.
"PB Wushu melihat salah satu faktor yang harus kita perhatikan adalah atlet cidera karena beberapa atlet andalan cidera jadi tentu ini catatan agar bagaimana selain atlet berlatih keras namun juga harus menjaga kebugaran atlet," katanya.
Baca juga: Pewushu Indonesia raih perunggu Sanda 70 kg putra
Baca juga: Olivia Zalianty puji penampilan atlet wushu di Asian Games 2018
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018