Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan menggelar kegiatan istighotsah akbar pada 24 Agustus 2018, bersama jajaran aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat umum agar daerah ini bisa terhindar dari berbagai bencana.
Sekretaris Daerah Kota Mataram, Effendi Eko Saswito di Mataram, Kamis, mengatakan, kegiatan istighotsah tersebut dilaksanakan sehubungan dengan bencana gempa bumi Lombok sehingga diperlukan adanya zikir dan doa bersama.
"Kita berdoa bersama agar musibah yang selama ini melanda wilayah NTB segera berakhir dan kita diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi bencana yang terjadi di daerah kita," katanya.
Dikatakan, kegiatan istighotsah juga bertujuan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT agar Kota Mataram, NTB dan negara ini bisa terhindar dari berbagai bencana yang saat ini masih mengkhawatirkan masyarakat.
Kegiatan istighotsah akan di laksanakan di halaman kantor Wali Kota Mataram, dengan zikir dan doa dipimpin oleh Ketua MUI Kota Mataram.
Selain dihadiri Wali Kota Mataram, Wakil Wali Kota Mataram beserta jajarannya, kegiatan juga dibuka untuk umum, yakni semua tokoh agama, takmir masjid/mushala, serta majelis-majelis taklim se-Kota Mataram.
"Istighotsah akan dirangkaikan dengan pemberian tausyiah, dengan harapan melalui kegiatan ini, Mataram dan NTB pada umumnya bisa kembali aman dan kondusif serta masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal," katanya.
Dikatakannya, kegiatan istighotsah yang akan dilaksanakan itu merupakan yang kedua digelar Pemkot Mataram, pasalnya pada Jumat (10/8), pihaknya telah menggelar kegiatan serupa.
Namun, skalanya lebih kecil yakni hanya melibatkan karyawan dan karyawati Muslim di Pemkot Mataram dengan membaca Surah Yasin dirangkaikan dengan zikir dan doa bersama.
Menurutnya, gempa bumi yang mengguncang daerah ini pada Minggu malam (5/8) dengan kekuatan 7,0 skala richter (SR) dan gempa susulan Kamis (9/8) pada 6,2 SR serta gempa pada Minggu malam (19/8) dengan kekutan 7,0 SR berdampak pada semua sektor di kota ini.
Bahkan akibat gempa bumi tersebut, sebanyak 13 orang di Kota Mataram, meninggal dunia, 47 orang warga luka-luka, kerusakan fasilitas pemerintah dan milik pribadi mencapai ribuan unit.
Data terakhir tercatat 1.686 unit fasilitas umum, pemerintah dan milik pribadi rusak berat, 1.702 unit rusak sedang dan 2.930 unit rusak ringan.
"Selain itu, juga berdampak pada terus meningkatnya jumlah warga yang mengungsi karena takut adanya gempa susulan. Data terakhir jumlah pengungsi kini tercatat 103.389 jiwa," katanya.
Baca juga: Mensos: gempa di NTB bukan azab tapi ujian
Baca juga: Pengungsi bersama relawan gempa sembelih hewan kurban bersama
Pewarta: Nirkomala
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018