Sana`a (ANTARA News) - Negara-negara di Jazirah Arab hampir setiap tahun didatangi kawanan belalang gurun musiman dari wilayah Afrika yang mengancam sebagian areal pertanian di kawasan itu. Salah satu negara yang sering dihinggapi kawanan belalang yang jumlahnya jutaan ekor itu adalah Yaman. Beberapa hari belakangan ini, ibu kota Sana`a dan sejumlah propinsi di negara tersebut sedang dikunjungi banyak belalang. Tapi, bagi sebagian warga terutama di ibu kota Sana`a, mengubah ancaman serangga itu menjadi bisnis yang cukup menguntungkan. Beberapa warga di jalan-jalan yang dekat dengan taman kota terlihat menjual belalang. "Sebagian warga jeli melihat peluang usaha dengan menjadikan ancaman serangga itu menjadi usaha menguntungkan. Mereka membuat jenis perdagangan baru yakni usaha jualan belalang," lapor harian Aljumhuria Yaman, Senin (13/8). Sebagian besar penjual serangga yang halal dimakan itu adalah anak-anak remaja di taman-taman kota yang ramai dikunjungi publik. Mereka biasanya menjualnya dengan memasukkan ke botol-botol bekas air mineral. Ukuran botol plastik tersebut rata-rata setengah liter air, yang bila diisi belalang beratnya bisa menjadi sekitar 5-10 ons tergantung jenis belalangnya. Apabila belalang kecil tentunya timbangan lebih berat karena isinya banyak. Para remaja penjual belalang itu biasanya berburu belalang pada pagi hari saat serangga tersebut belum liar. Sebagian lagi berburu selepas Isya hingga pertengahan malam. "Biasanya saya berburu belalang pada jam lima hingga enam pagi atau selepas Isya hingga larut malam. Saat itu belalang mudah diambil," kata Arafat Abdul Wali (15), seorang remaja penjual belalang di kota Sana`a. Wisatawan Teluk Jual-beli serangga tersebut ternyata bukan hanya menarik perhatian warga setempat yang doyan makan belalang, tetapi sejumlah wisatawan asal Teluk kaya minyak terutama dari Saudi. Mereka umumnya berani membeli sebotol mineral belalang beberapa kali lipat dari harga yang biasa dibeli oleh warga setempat. Bila satu botol biasanya dijual 300 riyal (sekitar 1,5 dolar), maka wisatawan Saudi mau membelinya dengan harga 1.000 riyal (sekitar 5 dolar). "Biasanya saya menjual sebotol mineral belalang sekitar 300 riyal. Tapi sejumlah wisatawan Teluk termasuk Saudi sering datang pada sore hari dan membeli sebotolnya dengan harga 1.000 riyal," tutur Arafat. Dalam tiga hari Arafat mengaku mendapat keuntungan dari jual-beli serangga halal itu sekitar 2.000 ribu riyal Yaman (sekitar 10 dolar). Jumlah itu untuk ukuran remaja cukup besar. Bagi warga setempat, yang paling banyak membeli belalang adalah dari kalangan ibu-ibu dan anak-anak. Karena itu biasanya penjualan serangga itu laris pada hari Senin dan Selasa. Karena pada dua hari tersebut adalah giliran kalangan ibu-ibu dan anak-anak yang masuk ke taman-taman kota. "Biasanya pada Senin dan Selasa jualan belalang cepat habis," tutur sejumlah pedagang belalang remaja lainnya. Selama liburan musim panas yang berakhir hingga akhir Agustus ini, pihak berwenang membagi waktu kunjungan antara pria dewasa dan ibu-ibu mengingat keterbatasan taman kota. Sebagian remaja sengaja memburu belalang untuk dijadikan santapan lezat bersama keluarga. "Kami bersama teman-teman sering keluar pagi-pagi untuk mencari belalang dan biasanya ibu menggorengnya. Rasanya lezat sekali. Keluarga saya semua senang makan belalang," tutur Rabe Abdul Latif (13). "Dulu kami senang sekali makan belalang. Kami biasanya pergi ke tempat-tempat berkumpulnya belalang, kami kumpulkan untuk dipanggang di tempat pemanggangan roti. Warga Yaman baik tua, muda dan remaja senang menyantap belalang," tutur Hj. Fatimah (70). Nikmat Bila Allah ingin mencoba suatu kaum maka salah satu yang diturunkan adalah belalang untuk merusak pertanian. Tapi bagi warga Yaman, belalang merupakan nikmat karena dapat dimanfaatkan sebagai salah satu menu lezat. "Akhir-akhir ini kawanan belalang di ibu kota makin banyak bahkan yang terbanyak sejak 11 tahun terakhir," kata Ny. Afrah Mohamed, seorang anggota panitia Festival Budaya Musim Panas di Sana`a kepadalaman September.net. Menurut dia, keberadaan belalang yang demikian banyak akhir-akhir ini bukanlah cobaan dari Allah, tapi nikmat dari-Nya karena warga Yaman umumnya gembira dengan keberadaan serangga itu sebab mereka senang memakannya. "Bahkan ibu saya meyakini bahwa belalang dapat menjadi obat diabetes. Dengan cara memasaknya lalu dijemur di bawah terik matahari, setelah itu dipanggang baru dimakan," jelas Afrah lagi. Menurut salah seorang petugas di sebuah taman kota di Sana`a, sebagian dari warga setempat yang datang ke taman kota sengaja membawa cerigen plastik dan sepulangnya penuh diisi belalang. "Kami sangat suka makan belalang apalagi bila digoreng baunya menambah nafsu makan. Keluarga kami sangat suka makan belalang karena cita rasanya lezat sekali," kata Ummu Reim, seorang ibu rumah tangga.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007