Jakarta (ANTARA News) - Tim bulu tangkis putra Indonesia harus tertinggal 0-1 dari China pada final beregu putra Asian Games 2018 yang digelar di Istora Senayan, Rabu.
Tunggal pertama Indonesia Anthony Sinisuka Ginting yang berjuang habis-habisan harus mengakui keunggulan Shi Yu Qi dalam pertarungan tiga gim 21-14, 21-23, 20-21.
Pada gim pertama, Ginting yang kini menempati peringkat 12 dunia mampu tampil lebih dominan, bahkan selalu memimpin perolehan poin sejak awal pertandingan.
Namun demikian, tunggal pertama tuan rumah sempat kehilangan dua poin saat sudah unggul 20-12 sebelum akhirnya merebut gim pertama setelah pukulan Shi membentur net.
Pada gim kedua, Ginting yang sudah unggul di awal permainan dan memiliki kesempatan untuk merebut gim saat kedudukan 20-18, terpaksa harus merelakan gim kedua itu untuk Shi.
Shi yang bertubuh lebih jangkung bermain cukup ulet sehingga mampu merebut dua poin untuk menyamakan kedudukan menjadi 20-20.
Bahkan, Shi sempat unggul 21-20, namun dapat disamakan kembali menjadi 21-21 sebelum akhirnya pemain China memenangi gim kedua dengan skor 23-21 dan memaksa dipertandingkannya gim penentuan.
Pada awal gim penentuan, pemain tuan rumah kelahiran Cimahi tersebut sempat tertinggal cukup jauh 2-6 sebelum akhirnya bisa memperkecil ketertinggalan hingga akhirnya menyakan kedudukan menjadi 11-11.
Momentum tersebut dimanfaatkan oleh Ginting untuk unggul hingga 15-11 atas Shi yang menjadi runner-up kejuaraan dunia bulu tangkis di Nanjing China tahun ini.
Namun demikian, Shi mampu bangkit bahkan menyamakan kedudukan hingga 19-19. Meski Ginting bisa unggul 20-19 saat bola Shi keluar lapangan, namun pemain tuan rumah terlihat seperti tidak bisa meneruskan permainan karena mengalami masalah di kakinya.
Ginting terlihat memaksakan diri untuk melanjutkan pertandingan tapi akhirnya saat tertinggal 20-21, dia akhirnya menyerah tidak bisa melanjutkan pertandingan. Ginting meninggalkan lapangan pertandingan dengan ditandu oleh petugas medis.
Meskipun harus menyerah, namun ribuan penonton yang memadati Istora Senayan tetap memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tunggal pertama Indonesia dengan meneriakkan “Ginting hebat”.
Pada final beregu putra tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi ibu Iriana beserta sejumlah menteri di jajaran kabinet juga hadir dan ikut memberikan dukungan bersama ribuan suporter.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018