Jakarta (ANTARA News) - Ada pemandangan menarik di ruang konferensi pers Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (19/8) malam usai laga terakhir Grup B sepak bola putra Asian Games 2018, tim nasional U-23 Bangladesh versus Qatar.

Ketika pelatih tim nasional U-23 Bangladesh James Day sedang memberikan keterangan kepada media, tiba-tiba sekitar lima pemainnya menyeruak masuk ke ruangan sambil berjingkrak-jingkrak riang.

"Bangladesh...Bangladesh...", teriak mereka nyaris bersamaan. Sekitar satu menit 'kericuhan' itu terdengar hingga mereka keluar dan kembali ke ruang ganti.

Menyaksikan tingkah pemainnya itu, James tertawa. Pelatih kelahiran London, Inggris tersebut merasa maklum karena hari itu sejarah bagi persepakbolaan Bangladesh baru saja tercipta yaitu timnas U-23 Bangladesh lolos dari fase grup sepak bola putra Asian Games dan melaju ke babak 16 besar.

"Usaha para pemain untuk memenangkan laga luar biasa. Itu menunjukkan bahwa ketika kita inginkan sesuatu dan berusaha keras untuk itu, kita bisa menggapainya," ujar pria yang juga dikenal dengan panggilan Jamie tersebut.

Prestasi itu belum pernah digapai oleh Bangladesh sejak mereka mengawali kiprah di kompetisi cabang olahraga sepak bola putra Asian Games pada Asian Games 1974.

Melajunya Bangladesh ke perdelapanfinal juga terasa mengejutkan karena mereka hanya ditargetkan untuk bermain bagus di Asian Games 2018. Apalagi, James Day baru ditunjuk menjadi pelatih Bangladesh pada akhir Mei 2018.

Dengan pencapaian itu, Bangladesh pun menjadi satu-satunya negara perwakilan Asia Selatan di 16 besar cabang olahraga sepak bola putra Asian Games 2018 setelah negara lain dari kawasan yang sama, Pakistan dan Nepal tersingkir di penyisihan grup.


Sekadar beruntung?

Jawabannya tentu tidak. Singkirkan pikiran bahwa timnas U-23 Bangladesh datang ke Indonesia untuk mengikuti Asian Games 2018 hanya bermodal nekat. Sebab, Federasi Sepak Bola Bangladesh sudah mempersiapkan tim ini sejak 13 Februari di mana mereka menjalani pemusatan latihan (TC) perdana tahun 2018.

Namun, tujuan utama mereka sebenarnya bukanlah Asian Games 2018, tetapi Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Selatan (SAFF) 2018 yang digelar pada 4-15 September 2018 di mana Bangladesh menjadi tuan rumah.

Memang di turnamen yang mirip dengan Piala AFF di Asia Tenggara itu, Bangladesh akan menurunkan tim nasional senior, bukan timnas U-23. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa mayoritas personel U-23 Asian Games 2018, yang di dalamnya juga diperkuat pemain berusia di atas 23 tahun yakni kiper Ashraful Islam Rana (30 tahun) dan gelandang sekaligus kapten Jamal Bhuyan (28 tahun), merupakan pemain timnas senior Bangladesh. James Day sendiri juga menjabat sebagai pelatih timnas senior.

Artinya, timnas U-23 Bangladesh telah bersama-sama dalam beberapa waktu dan telah mengenal satu sama lain. Ini tentu menjadi bekal bagus menjalani Asian Games 2018.

Dari sisi teknis, Bangladesh juga telah membangun pondasi yang cukup kuat. Sejak memulai TC di bulan Februari 2018, Bangladesh yang saat itu masih ditangani Andrew Ord, pria berdarah Inggris-Australia, langsung menjalani TC selama dua minggu di Qatar pada awal Maret 2018.

Kemudian pada bulan Maret 2018, mereka berlatih dan beruji coba di Thailand selama lima hari. Terakhir, di bulan Juli 2018 Bangladesh, ketika sudah dilatih James Day usai Ord mengundurkan diri, terbang ke Korea Selatan untuk dua minggu TC.

Dikutip dari Dhakatribune.com, salah satu dampak menonjol dari TC demi TC yang dijalani yaitu meningkatnya level kebugaran pemain. Rupanya ini menjadi perhatian serius jajaran pelatih karena Bangladesh kerap kali dikritik tidak bisa bermain optimal di laga karena terlalu cepat dilanda kelelahan.

James Day pun menginstruksikan, dalam setiap TC baik di dalam maupun di luar negeri, agar sektor fisik mendapatkan perhatian serius. Biasanya, pelatih fokus membenahi kondisi fisik dan daya tahan pemain di awal materi TC.

Hasilnya tampak ketika Bangladesh menaklukkan timnas U-23 Qatar dengan skor 1-0 di laga terakhir yang menjadi penentu kelolosan dri Grup B sepak bola putra Asian Games 2018, Minggu (19/8).

Kala kondisi pemain Qatar tampak kedodoran di menit-menit akhir, Bangladesh justru tampil fit sampai detik pamungkas sehingga bisa mencetak gol di menit ke-90+3 melalui sepakan sang kapten Jamal Bhuyan.

"Di babak kedua kondisi fisik pemain menurun yang akhirnya membuat kami kurang konsentrasi di akhir pertandingan," kata pelatih timnas U-23 Qatar Unai Melgosa menanggapi kekalahan timnya.

Ketangguhan fisik seakan menjadi senjata baru Bangladesh dan untuk itu, mereka harus berterima kasih kepada sang pelatih kebugaran Lindsay Davis.

Lalu, pertahanan mereka yang dipoles oleh asisten pelatih Stuart Watkiss terlihat kokoh. Selama fase penyisihan Grup B Asian Games 2018, Bangladesh kebobolan empat gol dari tiga laga. Jumlah yang jauh lebih sedikit dari Qatar yang kemasukan delapan gol.

Tiga gol yang masuk ke gawang Bangladesh sendiri terjadi dalam satu pertandingan yakni saat mereka dikandaskan juara Piala U-23 Asia AFC 2018 Uzbekistan dengan skor 0-3.

Selain itu, Bangladesh bermain imbang 1-1 dengan Thailand dan di partai pamungkas menang 1-0 dari Qatar yang memastikan mereka melaju ke fase 16 besar Asian Games 2018.

Dengan semua potensi yang dipunyai Bangladesh, bukan tidak mungkin negeri beribu kota Dhaka itu terus membuat kejutan di cabang sepak bola putra Asian Games 2018.

Akankah Bangladesh dapat menaklukkan Korea Utara di babak 16 besar Asian Games 2018 yang digelar di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (24/8) mulai pukul 16.00 WIB, dan melanjutkan mimpinya? Kita lihat saja.

Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018