Ini bukan kerugian negara. (Ini) Kerugian rakyat yang dibantu oleh negara. Negara tidak langsung, rakyat yang rugi. Oleh karena itu Pemerintah membantu rakyat yang mengalami kerugian."Lombok (ANTARA News) - Pemerintah akan menyesuaikan anggaran untuk rekonstruksi dengan menghitung jumlah bangunan dan rumah warga yang rusak akibat gempa bumi, kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Lombok, NTB.
"Anggaran dengan jumlah perencanaannya kita belum mengetahui, tetapi berapa pun (kerusakan) rumah itu, kita akan atur sesuai dengan rumusan tadi," kata Wapres usai memimpin rapat koordinasi terkait rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Lombok di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) di kota Mataram, Selasa.
Pemerintah Pusat menunggu verifikasi oleh Pemerintah Provinsi NTB terkait jumlah kerugian kerusakan bangunan rumah, fasilitas pelayanan masyarakat dan infrastruktur yang dialami masyarakat Lombok.
"Yang baru diverifikasi itu (sekitar) 11 ribu (kepala keluarga), pasti lebih dari itu, tetapi diperkirakan 50 ribu. Ada (perkiraan) angka 70 ribu, tapi nanti akan diverifikasi oleh Pemda dengan didampingi Korem di sini," tambah Wapres.
Wapres mengatakan anggaran rekonstruksi tersebut bukan termasuk kerugian negara, melainkan bentuk kepedulian negara terhadap warganya yang sedang mengalami kesulitan akibat bencana alam.
"Ini bukan kerugian negara. (Ini) Kerugian rakyat yang dibantu oleh negara. Negara tidak langsung, rakyat yang rugi. Oleh karena itu Pemerintah membantu rakyat yang mengalami kerugian," jelasnya.
Bantuan dari Pemerintah untuk rekonstruksi tersebut diberikan dalam bentuk uang dan pendampingan dalam membangun rumah tahan gempa.
Bantuan uang rekonstruksi akan diberikan sesuai dengan jenis kerusakan rumah warga; yakni kategori rusak berat sebesar Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan Rp10 juta.
Selain itu, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menerjunkan tim ke Lombok untuk memberikan pendampingan terkait cara membangun rumah tahan gempa.
Pemerintah Provinsi NTB juga akan mendatangkan mahasiswa teknik sipil dan arsitektur dari Universitas Mataram dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta untuk membantu warga membangun rumah.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018