Jakarta (ANTARA News) - Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sidang Paripurna DPR 16 Agustus 2007 di Gedung MPR/DPR di Jakarta, Kamis, tidak menyebut-nyebut tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tersurat. Meskipun demikian, menurut Menristek Kusmayanto Kadiman yang dimintai komentarnya di Jakarta, Kamis, iptek tetap tersirat dalam pidato kenegaraan Presiden itu. "Dari prioritas-prioritas yang tercantum dalam pidato tersebut pendidikan, infrastruktur, kesehatan dan hankam jelas tersirat pentingnya iptek, termasuk riset," kata mantan Rektor ITB itu. Pidato Presiden tersebut, katanya, tetap menunjukkan perhatian Kepala Negara pada Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said D Jenie mengatakan, meskipun tidak disebut dalam pidato kenegaraan namun kemajuan iptek tetap disebutkan dalam dokumen lengkapnya di nota keuangan 2008. Sedangkan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar A Jenie mengatakan, meskipun demikian secara implisit ketika menjelaskan tentang Avian Influenza (AI), Presiden menyinggung usaha mengatasinya. "Riset selalu terlibat dalam masalah ini (AI -red)," katanya. Selain itu, meskipun tidak ada dalam pidato kenegaraan, dalam lampiran pidato Presiden, soal riset dan iptek tetap disinggung secara jelas, kata Umar yang bersama saudara kembarnya Kepala BPPT Said D Jenie menerima Bintang Jasa Utama 2007 dari Presiden. Dalam pidato tahunan menyambut Hari Kemerdekaan tersebut Presiden memang menyebut bahwa bangsa Indonesia tidak boleh terlindas globalisasi dan harus dapat memanfaatkan dan meraih berbagai peluang yang timbul dari globalisasi. Presiden juga menyebut keharusan menjadi bangsa yang unggul dan berdaya saing tinggi, inovatif dan kreatif.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007