Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Kamis sore, melemah ke posisi 9.460/9.465 per dolar AS, 52 poin lebih lemah dari posisi penutupan hari sebelumnya yang berada pada 9.398/9.422. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta mengatakan, rupiah masih mendapat tekanan pasar global, karena mata uang regional masih terpuruk. Namun tekanan pasar agak berkurang sehingga koreksi harga yang sempat mencapai level 9.500 per dolar AS kembali menurun di bawah angka tersebut, katanya. Berkurangnya tekanan itu, menurut dia, berkaitan dengan pidato Presiden mengenai RAPBN 2008 bahwa Pegawai Negeri Sipil akan mendapat kenaikan gaji 20 persen. Isu positif ini diharapkan akan memberikan dukungan pasar sehingga rupiah pada awal pekan depan makin menjauhi angka 9.500 per dolar AS, katanya. Ia mengatakan, pemerintah saat ini hanya bisa memperkuat diri untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu juga menjaga fundamental ekonomi makro Indonesia agar tetap jalan dengan baik, ucapnya. Menurut dia, yang penting pasar jangan panik berlebihan, karena bila terjadi maka dengan cepat rupiah terus terpuruk hingga mendekati level 10.000 per dolar AS. "Kami optimis pemerintah juga sedang memikirkan kondisi ini untuk menjaga indikator ekonomi tetap berjalan dengan baik," katanya. Merosotnya pasar saham regional merupakan salah satu faktor yang menekan rupiah, akibat gejolak pasar uang global. Namun gejolak tersebut mendukung yen menguat terhadap dolar AS dan ero masing-masing menjadi 116,40 dan 156,13. Hal ini disebabkan kekhawatiran gagal bayar kredit perumahan AS, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007