Bishkek (ANTARA News) - Para pemimpin dari Rusia dan empat negara bekas Sovyet berjanji akan meningkatkan kerjasama keamanan dan enerji, Kamis dalam KTT dengan China di Kyrgystan, negara Asia Tengah yang kaya minyak yang sumber-sumbernya di diincar Barat. Para peserta Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) -- Rusia, China, Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikistan dan Uzbekistan -- juga mengatakan mereka ingin memainkan peran lebih besar dalam membantu Afghanistan dan memerangi perdagangan obat bius. "Menjamin keamanan dan stabilitas negara-negara SCO, menghancurkan terorisme, separatisme dan ekstremisme tatap merupakan tugas penting," kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT itu. SCO, yang sebelumnya dibentuk untuk menyelesaikan masalah-masalah perbatasan dengan China setelah bubarnya Uni Sovyet, berusaha untuk menyetujui peran satu organisasi keamanan. KTT di ibukota Kyrgystan, Bishkek itu bersamaan dengan pelatihan militer gabungan di Chelyabinsk, wilayah Urals, Rusia. Ribuan tentara Rusia dan China yang didukung detasemen-detasemen dari negara-negara Asia Tengah berlatih bersama untuk mempraktekkan kegiatan menumpas pemberontakan separatis, yang disebut oleh suratkabar Rusia, Izvestia bahwa SCO "anti NATO". Putin mengimbau para mitra SCO memberlakukan undang-undang yang memungkinkan pelatihan-pelatihan anti teroris lebih jauh, pelatihan staf keamanan bagi negara-negara anggota dan meningkatkan kerjasama dengan organisasi-organisasi multilateral rejional lainnya. Presiden Kyrgystan Kurmanbek Bakiyev mengatakan Uni Eropa dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSE) yang beranggotakan 56 negara dapat menjadi mitra SCO. KTT itu diselenggarakan dilatarbelakangi oleh persaingan internasional yang meningkat bagi akses ke minyak dan gas Asia Tengah. Kawasan itu dianggap oleh AS dan Eropa sebagai sumber enerji alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada Rusia. Tapi China yang kekurangan enerji juga berusaha untuk memperoleh akses bagi hidrokarbonnya sementara Rusia ingin mempertahankan kekuasannya atas rute ekspor yang menuju Eropa, Awal tahun ini, Rusia, Turkmenistan , Kazakhstan dan Uzbekistan menandatangani satu perjanjian untuk menghidupkan kembali dan memperluas sistem era Sovyet untuk mengirim gas dari wilayah Kaspia. Perjanjian itu dapat mengganggu rencana-rencana Barat bagi rute ekspor alternatif melintasi Laut Kaspia, tanpa melewati Rusia. Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengatakan:"Jaringan pipa yang ada di SCO yang mengubungkan Rusia, Kazakhstan, Asia Tengah dan China merupakan satu landasan yang baik bagi pasar enerji bersama SCO, Negara-negara kita harus bertujuan membentuk satu Klub Enerji, yang menurut pemahaman kita dapat menjadi salah satu dari unsur-unsur penting dari stretgi enerji Asia. India, Pakistan, Iran dan Mongolia telah bergabung dengan SCO sebagai peninjau, Para pemimpin Turkmenistan dan Afghanistan menghadiri KTT Bishkek sebagai tamu. Seorang diplomat senior Rusia mengatakan SCO akan berusaha mengikutsertakan Turkmenistan, yang muncul dari isolasi setelah mantan pemimpin Saparmurat Niyazov meninggal tahun lalu, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007