Taiwan sekarang memiliki hubungan formal dengan hanya 17 negara di seluruh dunia, banyak di antara mereka merupakan negara kecil, dan belum berkembang di Amerika Tengah dan Pasifik, termasuk Belize dan Nauru.
Presiden Tsai Ing-wen, yang berbicara di Taipei, mengatakan Taiwan tidak akan tunduk kepada tekanan. Ia melukiskan keputusan El Salvador sebagai bukti lebih jauh dari usaha-usaha China meremas pulau itu, yang termasuk patroli-patroli pesawat tempur China secara reguler di sekitar Taiwan.
"Kami akan kembalikan kepada negara-negara dengan nilai-nilai sama untuk memerangi bersama perilaku internasional China yang terus di luar kendali," kata Tsai, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa Taipei tidak akan terlibat dalam "kompetisi uang" dengan tetangganya yang raksasa itu.
Ia mengatakan El Salvador terus meminta "dukungan dana yang besar" sejak tahun lalu untuk pembangunan pelabuhan, tetapi Taiwan tak mampu membantu dengan "proyek yang tak cocok" setelah dilakukan penilaian.
"Tekanan dari China hanya akan membuat Taiwan lebih memiliki tekad untuk meneruskan jalan demokrasi dan kebebasan," kata dia. "Perilaku tak beralasan dan kasar China tentu akan memiliki dampak negatif atas hubungan lintas-selat. Ini juga tidak seharusnya sebuah negara yang bertanggung jawab berperilaku."
Beijing memandang Taiwan sebagai sebuah provinsi bagian dari China, tak berhak melakukan hubungan antarnegara, dan tak pernah berhenti menyatakan akan menggunakan kekuatan untuk menjadikannya di bawah kendali.
Di Beijing, Wang Yi, diplomat tertinggi dalam pemerintahan China menyatakan El Salvador telah membuat keputusan benar.
"Saya yakin bahwa rakyat El Salvador akan merasakan kehangatan dan persahabatan rakyat China dan memperkeuntungan-keuntungan dari kerja sama dengan China," kata Wang kepada wartawan bersama dengan timpalannya dari El Salvador, Carlos Castaneda, beberapa saat setelah keduanya menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan.
Presiden El Salvador, Salvador Sanchez Ceren, mengumumkan dalam pidato yang disiarkan lewat televisi bahwa pemerintahnya telah memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan dan sebagai gantinya membuka hubungan dengan China.
Sanchez Ceren mengatakan negara Amerika tengah itu, yang membangun hubungan dengan pemerintah Republik China tahun 1933, akan "memperkeuntungan besar" dan "peluang-peluang luar biasa" dalam hubungan barunya dengan Beijing.
Nama resmi Taiwan adalah Republik China, yang pemerintahannya lari ke Taiwan pada tahun 1949, setelah kalah dalam perang saudara dengan pihak komunis.
"Kami yakin ini merupakan langkah yang berada di arah yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional dari hubungan internasional dan tren yang tak terelakkan dari waktu kami," kata presiden itu.
Editor: Mohammad Antoni
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018