"Makanan dapat menjadi faktor perekat antar bangsa"
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Australia, Y Kristiarto S. Legowo yang selama ini aktif melakukan diplomasi kuliner di Australia, kali ini mempopulerkan makanan Indonesia dihadapan para anggota parlemen, senator dan pebisnis Negara Kangguru itu.
"Diplomasi kuliner tersebut melalui kegiatan bertema A Taste of Indonesia yang diselenggarakan oleh Australia-Indonesia Parliamentary Friendship Group (AIPFG) dan Australia-Indonesia Business Chapter Australia Capital Territory (AIBC-ACT) di Gedung Parlemen Australia," demikian siaran pers KBRI Canberra yang diterima di Jakarta, Selasa.
Makanan Indonesia yang disuguhkan kepada para tamu yang hadir, baik dari kalangan politisi, pebisnis Australia, dan mantan duta besar Australia di Indonesia hingga mahasiswa, memang istimewa, yakni rendang, sate ayam lengkap dengan lontong dan risoles.
Dihadirkannya rendang dan sate ayam, bukannya tanpa maksud khusus. Kedua jenis kuliner tanah air ini, pada tahun 2017 menyabet urutan pertama dan kedua sebagai makanan terenak di dunia atau "World's 50 Best Food" berdasarkan survei CNN. Kedua jenis makanan tersebut secara khusus dibuat oleh Koki Wisma Duta Besar RI.
Diplomasi kuliner Indonesia tersebut bahkan dihadiri oleh tiga menteri Australia sekaligus, yaitu Menteri Luar Negeri Julie Bishop, Menteri Pariwisata, Perdagangan dan Investasi Steven Ciobo dan Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik, Concetta Fieranti-Wells.
Menurut Dubes Kristiarto yang malam itu juga turut mempromosikan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, diplomasi kuliner dan budaya selain dapat mendongkrak antusiasme publik Australia untuk berkunjung ke Indonesia, juga berperan penting dalam memperkuat hubungan antar masyarakat kedua negara.
"Makanan dapat menjadi faktor perekat antar bangsa," katanya.
Untuk memberikan suasana khas Indonesia, selain iringan musik gamelan Jawa yang dimainkan oleh para pemain gamelan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, juga ditampilkan Tari Saman dari Aceh yang sebagian penarinya adalah warga Australia.
Baca juga: 30 ikon kuliner jadi bahan diplomasi Indonesia
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018