Manila (ANTARA News)- Dulmatin, seorang anggota kelompok garis keras Islam yang dicari karena terlibat serangan bom di Bali tahun 2002, mengalami cedera dalam pertempuran di Filipina selatan, kata militer, Kamis. Jenderal Hermoenes Esperon, pangglima angkatan bersenjata, mengatakan Dulmatin, anggota kelompok Jemaah Islamiyah (JI) dilaporkan cedera dakam baku tembak dengan pasukan militer pada 9 Agustus di Pulau Jolo, sekitar 1.000 km selatan Manila. "Kami tidak tahu di mana ia (Dulmatin) kena tembak, tapi ia kabarnya cedera dalam pertempuran pada hari kesembilan," kata Esperon kepada wartawan, seperti dilaporkan DPA. "Kami tidak mengatakan bahwa ini sudah konfirmasi, kami terus melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data." Esperon mengatakan seorang pemimpin senior Abu Sayyaf yang punya hubungan dengan jaringan Al Qaeda, Abu Pula, juga dilaporkan cedera dalam serangkaian kontak senjata dengan pasukan pemerintah di Jolo pekan lalu, di mana 26 tentara dan 31 gerilyawan tewas. Duapuluhlima dari tentara yang tewas itu terjadi dalam hanya satu hari pertempuran 9 Agustus. Dulmatin diperkirakan bersembunyi di Jolo bersama dengan para anggota JI lainnya , Omar Patek. Kedua orang itu dicari pihak bewajib karena dituduh terlibat dalam serangan bom di Bali tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang. AS menawarkan hadiah sampai 10 juta dolar bagi penangkapan Dulmatin dan sampai satu juga dolar untuk Omar Patek. Dulmatin, seorang ahli elektronika dan berlatih di kamp-kamp Al Qaeda di Afghanistan , adalah seorang tokoh senior dalam organisasi JI. Ia diperkirakan mendalangi serangan-serangan bom di Bali Oktober 2002. Omar Patek diduga adalah asisten bagi kordinator lapangan serangan-serangan bom di Bali tahun 2002 itu. Pasukan keamanan memperingatkan bahwa JI telah melatih anggota-anggota baru di Filipina selatan bekerjasama dengan Abu Sayyaf, yang dituduh terlibat dalam sejumlah serangan teror terburuk di Filipina sejak tahun 1992. AS memasukkan Abu Sayyaf dalam daftar organisasi-organisasi terorisme asing karena dituduh memiliki hubungan dengan Al Qaeda. Washington juga menuduh beberapa pemimpin kelompok itu terlibat penculikan dan pembunuhan warga-warga Amerika. (*)
Copyright © ANTARA 2007