Selama tiga hari penyelenggaraan Asian Games 2018 yang sudah berlangsung (18-21 Agustus), boneka tiga maskot Asian Games, yakni Bhin-Bhin, Atung dan Kaka serta pakaian seperti kaos dan jaket menjadi suvenir yang paling banyak diburu.
"Kita sampai takut kehabisan stok, kita pastikan ke pemasoknya bahwa kapasitas harus terus tersedia," kata Direktur Pengelola Suvenir di Kepanitian Asian Games 2018, INASGOC, Mochtar Sarman kepada Antara di kawasan Gelora Bung Karno, Selasa.
Suvenir dengan harga yang relatif murah adalah gantungan kunci, koin, pulpen, gelas dan perkakas unik lainnya. Sementara suvenir-suvenir yang selalu menjadi incaran pengunjung adalah boneka maskot Asian Games 2018 yang dibanderol Rp75 ribu (ukuran kecil) hingga Rp5 juta (ukuran besar).
Mochtar menjamin suvenir yang dijual di pusat resmi suvenir (Superstore Official Merchandise) sudah diseleksi dengan standar internasional, dari desain, kapasitas produksi, daya tahan, hingga rentang harga yang terjangkau.
"Maka dari itu, ada beberapa pemasok Usaha, Mikro, Kecil Menengah (UMKM) yang belum lolos untuk dipasarkan di sini karena alasan kemahalan, kapasitas produksi dan juga standar lainnya yang belum sesuai," ujar dia.
Untuk beberapa suvenir seperti boneka, INASGOC juga melibatkan perusahaan besar yang sudah terkemuka. Namun perusahaan besar tersebut juga merangkul banyak UMKM dalam negeri untuk kebutuhan bahan baku serta rantai produksi untuk memastikan pasokan suvenir selalu tersedia.
"Jadi ada UMKM yang langsung menjual produknya, ada juga yang tidak langsung dengan mamsok bahan baku atau membantu produksi perusahaan lain," ujarnya.
Suvenir Asian Games 2018 selalu melambangkan tiga maskot. Maskot Bhin Bhin adalah burung Cendrawasih (Paradisaea apoda) yang merepresentasikan strategi. Bhin Bhin direpresentasikan mengenakan rompi dengan motif Asmat dari Papua.
Maskot Atung adalah seekor rusa Bawean (Hyelaphus kuhlii) yang merepresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta.
Sedangkan Kaka adalah seekor badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) yang merepresentasikan kekuatan. Kaka mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang.
Salah satu UMKM yang menjual langsung produknya untuk Asian Games 2018 adalah Du'Anyam yang menjual produk seperti tas, keranjang dan suvenir lainnya berbahan dasar anyaman. INASGOC berharap UMKM yang terlibat dalam penjualan suvenir Asian Games 2018 dapat dikenal di kancah internasional.
"Atlet atau kru tim yang membeli suvenir bisa mengetahui produk UMKM dan nama UMKM-nya bisa sampai ke pasar internasional," ujarnya.
INASGOC menyediakan toko pusat suvenir Asian Games di Zona Bhin-Bhin GBK dan juga di Stadion Jaka Baring Palembang. Namun, panitia juga menyebar jaringan kecil toko suvenir (pop-up store) di berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta, dan juga tempat-tempat umum seperti stasiun dan juga gerai mini swalayan.
Sayangnya, Mochtar masih enggan mengungkapkan berapa target omzet yang dibidik INASGOC. "Pokoknya kami ingin jual sebanyak-banyaknya saja," ujar dia.
Salah satu pengunjung pusat suvenir resmi Asian Games, Lee Woonsok, yang juga pendukung Korea Selatan, menghabiskan Rp1,5 juta untuk berbelanja suvenir pada Senin (21/8) kemarin. Suvenir yang paling banyak dia beli adalah gantungan kunci dan koin dengan lambang maskot Asian Games 2018.
Menurut Woonsok, harga suvenir yang ditawarkan sebaiknya bisa lebih murah lagi.
"Kalau dibandingkan ajang internasional lainnya, mungkin harganya di sini seharusnya bisa lebih murah. Tapi saya akan periksa dulu setelah membeli ini, semoga kualitasnya bagus dan sesuai harganya," ujar dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018