Tokyo (ANTARA News) - Saham-saham Asia beragam dan dolar AS melemah pada awal perdagangan Selasa, setelah Presiden AS Donald Trump menuduh China dan Eropa memanipulasi mata uang mereka dan mengatakan "tidak senang" dengan Federal Reserve menaikkan suku bunga.
Menjaga kekhawatiran konflik perdagangan global memanas, Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Senin (20/8) bahwa China memanipulasi yuan untuk menebus tarif yang harus dibayar dan diberlakukan Washington pada beberapa produk impor dari China.
Dia juga mengatakan ia yakin euro sedang dimanipulasi.
Indeks MSCI yang lebih luas dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,02 persen.
Saham-saham Australia kehilangan 0,7 persen, KOSPI Korea Selatan naik 0,1 persen dan Nikkei Jepang turun 0,6 persen.
Indeks-indeks utama Wall Street naik pada Senin (20/8) karena optimisme pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, meskipun indeks tersebut jatuh dari tertinggi sesi setelah komentar Trump.
Fokus langsung adalah pada pembicaraan perdagangan tingkat bawah yang dimulai Selasa antara Amerika Serikat dan China.
Spekulasi bahwa pembicaraan itu mungkin membantu mengurangi ketegangan perdagangan telah menopang pasar ekuitas yang lebih luas selama beberapa sesi terakhir.
Dalam mata uang, dolar AS berada di bawah tekanan setelah Trump mengulangi ketidaksenangannya pada kenaikan suku bunga Fed, mengatakan bank sentral harus berbuat lebih banyak untuk membantunya meningkatkan ekonomi AS.
"Sementara ketidaksenangan Trump untuk keenaikkan suku bunga adalah tidak ada yang baru, dan The Fed mempertahankan secara penuh operasional independensinya, pasar tetap memperhatikan komentar seperti itu," tulis analis di ANZ.
Indeks dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya turun 0,2 persen menjadi 95,714, memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya.
Euro menyentuh level tertinggi 11-hari di 1,1493 dolar AS, meregangkan keuntungannya setelah naik sekitar 0,35 persen semalam (Senin).
Mata uang AS merosot menjadi 109,84 yen, terendah sejak akhir Juni.
Yuan China di luar negeri menguat menjadi 6,831 per dolar AS setelah sedikit merosot hari sebelumnya.
Imbal hasil pada obligasi pemeintah AS bertenor 10-tahun mendekati terendah enam minggu di 2,807 persen, merosot semalam segera setelah komentar-komentae suku bunga Trump.
Harga minyak memperpanjang kenaikan mereka semalam, dengan minyak mentah AS naik 0,33 persen menjadi 66,65 dolar AS per barel. Minyak mentah naik pada Senin (20/8) setelah beberapa minggu menurun, karena investor semakin lebih khawatir dengan penurunan pasokan dari Iran karena sanksi-sanksi AS.
Baca juga: Dolar AS melemah jelang perundingan perdagangan AS-China
Baca juga: Penyebab saham Wall Street berakhir naik
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018