Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Pelatih tim nasional sepak bola putra U-23 Myanmar Antoine Hey menyebut skuatnya mengambil hikmah usai tersingkir dari Asian Games XVIII 2018.
"Sayang kami tidak bisa melanjutkan perjalanan lebih jauh. Namun setidaknya kami belajar banyak dari Asian Games ini," ujar Antoine usai menemani skuatnya bertanding kontra Iran di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Pelatih asal Jerman itu menyebut, dirinya cukup puas dengan performa anak-anak asuhnya. Apalagi, Asian Games 2018 merupakan Asian Games pertama untuk timnas U-23 Myanmar sejak tahun 2002 di mana regulasi U-23 ditetapkan di cabang olahraga sepak bola putra Pesta Olahraga Masyarakat Asia tersebut.
Catatan tim nasional U-23 Myanmar sejatinya tidak buruk di Grup F Asian Games 2018. Dari tiga laga, mereka hanya sekali kalah yaitu dari Saudi Arabia dengan skor 0-3.
Sisanya, mereka mampu menahan imbang Korea Utara 1-1 dan mengalahkan salah satu tim favorit juara di Asian Games 2018, Iran dengan skor 0-2.
Akan tetapi, mereka gagal lolos ke babak 16 besar setelah selisih gol mereka paling sedikit, yakni -(minus) satu, dari tiga tim lain di Grup F meski seluruh peserta di grup itu berpoin empat.
"Setidaknya para pemain sudah menunjukkan komitmen yang besar untuk kompetisi ini meski kami berada di grup yang kuat," kata Antoine.
Tim nasional U-23 Myanmar mengalahkan timnas U-23 Iran dengan skor 2-0 di babak pertama laga terakhir Grup F sepak bola putra Asian Games 2018, Senin.
Dua gol Myanmar dalam pertandingan yang digelar di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat mulai pukul 16.00 WIB itu,dicetak oleh gelandang Lwin Moe Aw di menit ke-56 dan Htet Phyo Wai di menit ke-68.
Meski menang, Myanmar gagal melaju ke babak 16 besar Asian Games 2018 karena hanya menduduki peringkat keempat klasemen Grup F. Sementara Iran menjadi juara grup dan berhak lolos ke perdelapanfinal bersama Korea Utara yang berada di posisi kedua.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018