Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy meminta masyarakat muslim Indonesia tidak mempermasalahkan perbedaan waktu Hari Raya Idul Adha antara Indonesia dan Arab Saudi.

Menurut Rommy, sapaan akrabnya, perbedaan waktu hari raya itu hal biasa atau wajar karena perbedaan posisi bulan yang menjadi dasar perhitungan penanggalan hijriyah.

"Bukan hanya Indonesia yang berbeda, bahkan Maroko yang lebih dekat dengan Arab Saudi juga berbeda," kata Rommy saat bertemu dengan para ulama se-Kabupaten Kebumen, Senin, dikutip dari siaran pers.

Arab Saudi akan merayakan Idul Adha pada Selasa (21/8), sementara di Indonesia ditetapkan pada Rabu (22/). Perbedaan waktu ini juga terjadi pada pelaksanaan wukuf di Arafah dengan puasa Arafah yang dilakukan umat Islam di Indonesia.

Rommy mengatakan muslim Indonesia perlu menghormati penetapan Idul Adha yang telah ditentukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama bersama para ulama yang mewakili semua kelompok masyarakat muslim.

Menurut dia, keputusan yang diambil Kemenag bersama ulama itu sudah pasti didasarkan pada alasan dan dalil yang kuat. Penetapan Idul Adha pada 22 Agustus tersebut telah menjadi keputusan resmi pemerintah.

Perbedaan waktu Idul Adha di sejumlah negara itu juga merupakan wujud dari kenyataan bahwa umat Islam saat ini berada di wilayah-wilayah yang memiliki penguasa berbeda.

"Di sinilah pentingnya kesatuan dan persatuan dalam menaati ulil amri di setiap negara, termasuk Indonesia," kata Rommy.

Perbedaan waktu Idul Adha dan Hari Arafah melahirkan perdebatan hangat di media sosial. Rommy berharap erdebataan ini disikapi dengan bijak oleh semua masyarakat muslim Indonesia.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018