Jakarta (ANTARA News) - Putra Putri Proklamator RI, Guruh Soekarnoputra dan Meutia Hatta sama-sama bangga ayah mereka pernah memimpin negeri ini, namun soal makna kemerdekaan mereka memiliki pendapat pribadi yang berbeda.Pada pembukaan pameran foto kemerdekaan "Independiente" yang digelar oleh ANTARA FOTO di The Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu malam, Guruh Soekarnoputra dalam sambutannya mengungkapkan kemerdekaan yang merupakan anugrah dari Tuhan tidak lepas dari jasa para pahlawan. Karena itu, sebagai penerus bangsa harus menghormati para pejuang dan menghargai kemerdekaan."Kita sekaligus juga harus berhati-hati, jangan sampai kemerdekaan itu dirampas. Jangan dikira kalau sudah merdeka maka dengan sendirinya negeri kita akan langgeng," ujarnya.Menurut Guruh, tanpa usaha untuk mempertahankan dan berhati-hati maka kalau dicermati ada gejala-gejala pihak luar yang berupaya menjajah dengan cara yang lebih moderen."Sekarang bukan zamannya penjajahan kolonial, tapi banyak cara dilakukan (untuk menjajah, red) diantaranya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi," katanya. Menghargai dan menghormati jasa para pahlawan, lanjutnya, adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan nasionalisme dan mempertahankan kemerdekaan. "Jangan sampai kemerdekaan kita dirampas, kita harus terus berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan ini," ujar putra bungsu Presiden I RI Soekarno itu. Sementara itu Meutia Hatta mengungkapkan kemerdekaan berarti mempunyai negara sendiri, bebas menentukan arah perjuangan bangsa sendiri, dan mendisain pemerintahan sendiri berdasarkan pedoman Pancasila dan UUD 1945. "Kita sudah merdeka sejak 62 tahun lalu, maka tugas kita sekarang adalah mempertahankan yang sudah ada. Tapi jangan lengah karena kemerdekaan sesungguhnya tidak hanya secara fisik tapi juga merdeka secara mental," ujar Meutia yang kini menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Menurut istri ekonom Sri Edi Swasono ini apabila mental bangsa ini masih terjajah, maka kemerdekaan sesungguhnya hanya simbol semata. "Kalau kita masih berperilaku didesain bangsa lain, maka kita selamanya tidak merdeka dari hati," ujarnya. Para generasi muda, lanjutnya, memiliki tugas yang berat pada masa mendatang. Yakni membawa Indonesia merdeka secara mental, menjadi bangsa yang mampu berdiri sendiri tanpa campur tangan bangsa lain. "Sudah saatnya kita menjadi tuan di negari sendiri, dan bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia," ujar Meutia yang tampak anggun dalam balutan kebaya merah marun. Putra putri Proklamator RI ini tampak bahagia dalam acara pembukaan pameran foto yang dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh. Kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka ini tak lain karena keduanya melihat sejumlah koleksi foto-foto bergambar ayah mereka. Meutia dan Guruh malam itu masing-masing membubuhkan foto bergambar ayah masing-masing. Foto-foto itu dilelang dan hasilnya disumbangkan pada Yayasan Veteran untuk para veteran Indonesia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007