Jakarta (ANTARA News) - Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang melayani penyeberangan ke Pulau Sumbawa, sampai Senin pagi lumpuh pascagempa tektonik berkekuatan 7 Skala Richter (SR) yang mengguncang pada Minggu (19/8) malam.
Dari informasi yang beredar di kalangan wartawan Mataram, petugas pelabuhan tidak ada sama sekali karena mereka khawatir terjadinya tsunami setelah melihat ruas jalan di areal pelabuhan itu mengalami retak-retak yang cukup parah.
Petugas dan sejumlah pedagang di pelabuhan tersebut, termakan isu akan adanya tsunami hingga mereka memilih pulang ke rumah dan menyelamatkan keluarganya masing-masing.
Sebenarnya dua kapal feri sudah bersandar di pelabuhan tersebut, namun tidak ada petugas yang melayani para penumpang. Bahkan terlihat ada satu bus sudah parkir di areal pelabuhan itu. Meski jalan di areal pelabuhan retak-retak, tapi masih bisa dilalui kendaraan.
Diperkirakan, operasional penyeberangan di pelabuhan itu akan normal kembali pada Senin siang.
Gempa bumi dengan kekuatan 7 Skala Ricther (SR) mengguncang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu malam pukul 21.56 WIB.
Sebelumnya, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali diguncang gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter, Minggu pukul 12.10 WITA, yang mengakibatkan warga Kota Mataram panik dan berhamburan keluar rumah.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi gempa berada pada 8.24 lintang selatan, 166.66 bujur timur, atau 32 kilometer timur laut Kabupaten Lombok Timur, dengan kedalaman 10 km.
Gempa berkekuatan 6,5 SR tersebut terjadi empat menit setelah gempa berkekuatan 5,4 SR pukul 12.06 Wita yang berlokasi di 8.29 lintang selatan, 116.62 bujur timur atau 25 km arah timur laut Kabupaten Lombok Timur dengan kedalaman 10 km.
Baca juga: Empat warga dilaporkan meninggal pascagempa
Baca juga: Warga berlarian saat gempa 7 SR kembali guncang Lombok
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018