Dalam laga yang digelar di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, tersebut, timnas U-23 Qatar takluk dengan skor 0-1 melalui gol Jamal Bhuyan pada menit ke-90+3. Kekalahan itu membuat mereka dipastikan tersingkir dari Asian Games 2018 setelah menjadi penghuni terbawah Grup B dengan mengumpulkan satu poin dari tiga laga.
"Di babak kedua kondisi fisik pemain menurun yang akhirnya membuat kami kurang konsentrasi di akhir pertandingan," ujar Unai seusai pertandingan, Minggu (19/8) malam.
Pelatih asal Spanyol itu menyebut, sejatinya Qatar mengawali pertandingan dengan baik. Di babak pertama, mereka dianggap berhasil mengatasi serangan-serangan balik lawan.
Namun, di paruh kedua laga, Bangladesh ternyata tampil lebih percaya diri dan melanjutkan laga dengan kondisi fisik yang lebih bugar.
"Hal berbeda terjadi pada pemain kami yang kondisi fisik sudah menurun dan membuat beberapa kesalahan," tutur Unai.
Adapun dalam pertandingan kontra Bangladesh, Qatar sebenarnya memiliki lebih banyak peluang dari lawannya. Mereka membuat 12 kali percobaan mengarahkan bola ke gawang, tetapi hanya empat yang tepat ke sasaran.
Sementara Bangladesh cuma menorehkan sembilan kali percobaan ke gawang, di mana empat di antaranya tepat sasaran dan satu berujung gol.
Bukan cuma itu, Qatar juga relatif mendominasi laga, terbukti penguasaan bola mereka sampai 70 persen.
Kegagalan Timnas U-23 Qatar untuk lolos dari fase grup Asian Games 2018 sekaligus mengulang catatan mereka di Asian Games 2002 --yang pertama kali mengusung regulasi U-23-- ketika mereka juga gagal di fase grup.
Prestasi terbaik timnas U-23 Qatar di Asian Games adalah meraih medali emas sepak bola putra yakni pada Asian Games 2006, di mana Qatar ketika itu menjadi tuan rumah.
Baca juga: Pelatih sepak bola Bangladesh bangga pemainnya torehkan sejarah
Baca juga: Bangladesh susul Uzbekistan ke 16 besar
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018