Pasuruan (ANTARA News) - Hingga hari kelima pasca-ledakan dahsyat bom ikan (bondet) di rumah H. Ilham di Jalan Airlangga Gang Anggrek Nomor 1 Kota Pasuruan, Jawa Timur, tersangka kunci kasus itu, Nadhir, belum tertangkap. Polisi juga belum berhasil mengungkap mata rantai ditribusi bahan peledak TNT (TriNitroToluene), serta jaringan penjualan bom ikan (bondet) yang diproduksinya. "Saya kembali ke Pasuruan untuk memberikan pengarahan dan mendorong semangat para anggota Mudah-mudahan tidak terlalu lama kasus peledakan di Pasuruan berhasil diungkap," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (Kapolda Jatim), Irjen Pol Herman Surjadi Sumawiredja, di Pasuruan, Rabu. Ia mengatakan, tersangka Nadhir yang kini masih diburu merupakan aktor utama dalam kasus ledakan di Pasuruan. Dari sisi peran keluarga, Nadhir mempunyai peran besar dalam jaringan bisnis bom ikan ini. Oleh karena belum ada tambahan tersangka baru, maka polisi masih menetapkan lima tersangka, dan tiga tersangka Marsiti, Yusuf, dan Mansur telah meninggal. Satu-satunya tersangka yang hidup dan kini ditahan di Mapolresta Pasuruan adalah H. Ilham. Sementara itu, Nadhir hingga kini belum tertangkap. Sedangkan, saksi yang kini telah diperiksa untuk dimintai keterangan jumlahnya mencapai 22 orang. Kapolda Jatim mengemukakan, tersangka Nadhir dipastikan sudah tidak berada dalam Kota Pasuruan. Polisi juga memburu ke berbagai kota di luar Jawa Timur. Ia juga mengatakan, polisi kini tengah mendalami jalur distribusi bahan peledak TNT yang dikuasai Nadhir tersebut, berasal dari mana. Begitu pula jalur distribusi penjualan bondet. Apakah dibeli para nelayan saja atau juga dibeli oleh nonnelayan. "Semuanya sedang kita dalami," katanya. Namun, ia memastikan, bom ikan (bondet) buatan jaringan Nadhir tidak saja dijual di Pasuruan, tapi juga dijual ke kota-kota lain di Jawa dan luar Jawa. Data terakhir disebutkan, jumlah TNT yang berhasil diamankan kini mencapai 47,1 kg. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007