Edgar yang lahir pada 1998 tertarik dengan olahraga wushu karena sering menonton film laga China yang dibintangi oleh Jet Li dan Jackie Chan.

Jakarta (ANTARA News) - Edgar Xavier Marvelo menggunakan baju berwarna hijau zamrud saat masuk ke arena pertandingan wushu nomor final Changquan putra Asian Games 2018 di Hall B3 JiExpo Kemayoran, Jakarta pada Minggu.

Pagi itu menjadi pertandingan pertamanya di ajang terbesar bagi bangsa-bangsa Asia tersebut. Meski begitu tak ada gugup terlihat di wajah pria yang telah berlatih wushu sejak usia enam tahun tersebut.

Sebelum bertanding, dirinya memang sengaja tak melihat skor lawan agar dia tak merasa gugup. Dengan percaya diri, dia menunjukkan performa terbaiknya saat bertanding di olahraga bela diri asal utara China tersebut.

Dia menekukkan wajahnya sehingga rautnya menjadi seram, gerakan lentur, serangannya begitu agresif meski di depannya tak ada orang yang ingin dilawan.

Atas aksinya tersebut, Edgar mendapat poin 9,72, sedikit lebih rendah dibandingkan atlet wushu asal negeri tirai bambu Peiyuan Sun yang memperoleh skor tertinggi yaitu 9,75.

"Terima kasih kepada semua pihak termasuk pengurus, pelatih dan teman-teman. Juga kepada keluarga saya yang memberikan dukungan dan semangat kepada saya sehingga berhasil meraih edali perak," kata pria berusia 19 tahun tersebut usai pertandingan.


Edgar mengaku tak menyangka telah berhasil memberikan perak pertama untuk Indonesia.

Dia juga tak muluk-muluk ingin mendapatkan medali karena menurut dia lawan-lawannya kali ini memang mempunyai kualitas yang mumpuni seperti China, Chinese Taipei, Korea, dan juga Malaysia.

Edgar memang tidak ditargetkan untuk mendapatkan emas, dia hanya diminta memberikan performa terbaiknya saat bertanding di Asian Games.

Perak yang diraihnya di ajang empat tahun sekali tersebut telah membuat pelatihnya, Susyana bangga.

"Pencapaian ini bagus mengingat dia adalah atlet bar, saya bangga atas hasil ini," kata Susyana.

Edgar memang bukan kali pertama berpretasi di kejuaraan wushu, pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, Edgar berhasil menyabet perunggu.

Di tahun yang sama dia juga meraih medali perak pada Kejuaraan dunia Wushu 2017 di Rusia. Dia juga pernah eraih emas di Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2011, Singapura, kemjdiam meraih medali emas di Asean Schools Games Filipina 2014 dan prestasi lainnya.


Berawal dari film laga China


Pada era akhir 90an hingga awal 2000-an, film-film laga China memang kerap ditayangkan di televisi dan layar lebar Indonesia.

Kebetulan saat Edgar duduk di bangku SD, sekolahnya memiliki ekskul wushu. Dia pun tertarik untuk mendalami olahraga tersebut .

"Wushu itumlengkap, ada kekuatan, kecepatan, kelenturan. Jadi aku lihat ini olahraga yang menarik," kata dia.

Setahun latihan wushu, dia pun mengikuti Kejuaraan Nasional Wushu mewakili DKI, dan meraih medali pertamanya pada Kejuaraan Junior asiomal pada 2009.

Sejak 2011 dia mengidolakan Peiyuan Sun, dia tak menyangka saat ini dia berada diposisi yang sangat dekat di Asian Games, hanya ber bda 0,05 poin.

"Aku sudah lama mengidolakannya, karena da selalu juara dan di Asian Games yang lalu dia juga pemegang emas," kata anak bungsu dari empat bersaudara tersebut.

Berlatih di China

Untuk mempersiapkan atlet Indonesia berlaga di asian Games, mereka memang sengaja dikirim untuk latihan di China selama empat bulan agar kemampuan teknis mereka meningkat.

Edgar mengatakan latihan intensif di China tersebut memang memberikan dampak yang luar biasa bagi dirinya. Dalam intensif itu pun iya menyaksikan dan mempelajari gerak atlet China yang ikut berlaga di Asian Games termasuk Peiyuan Sun.

Ahmad Rifai yang merupakan pelatih wushu Indonesia nomor Taolu, mengatakan setelah para atlet pulang berlatih di China selama empat bulan, kemampuan mereka semakin meningkat dan diharapkan tampil maksimal di ajang Asian Games 2018.

"Selama di China, para atlet kita berlatih bersama atlet China sehingga mentalnya terbiasa ketika nanti bertanding," ujarnya.

Menurut dia, setelah pulang dari China, para atlet Indonesia kemampuan teknis dan fisik terus dijaga terutama agar tidak cidera.


Sebelumnya nama Edgar memang menjadi salah satu nama yang dijagokan oleh Pengurus Besar Wushu Indonesia selain nama-nama seperti Lindswell Kwok, Achmad Hulaefi, atau Bobby Valentinus.

Baca juga: PB WI mengaku puas atas capaian Edgar Marvelo
Baca juga: Atlet Wushu Edgar Marvelo persembahkan perak bagi Indonesia

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018