"Sebulan terakhir gempa terus terjadi jadi harus selalu waspada walau agak was-was juga," kata seorang warga Wayan Astri di Desa Batubulan Kangin, Kabupaten Gianyar, Minggu.
Meski demikian, gempa yang terjadi sekitar beberapa detik itu tidak menimbulkan kerusakan pada sejumlah bangunan warga setempat, termasuk tidak menimbulkan kepanikan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan gempa bumi terjadi sebanyak dua kali yakni berkekuatan 5,4 pada skala Richter sekitar pukul 12.06 Wita.
Gempa bumi itu berpusat sekitar 25 kilometer timur laut Lombok Timur dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
Selang empat menit kemudian terjadi gempa susulan atau gempa kedua dengan kekuatan lebih besar yakni 6,5 skala Richter yang juga berpusat sekitar 32 kilometer timur laut Lombok Timur.
BMKG menyebutkan gempa itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa bumi tersebut merupakan gempa yang kesekian kalinya terjadi setelah gempa terbesar yang terjadi pada 5 Agustus 2018 berkekuatan 7 skala Richter.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat akibat gempa 7 skala Richter tersebut hingga Rabu (15/8) sebanyak 460 orang meninggal dunia, tersebar di Kabupaten Lombok Utara sebanyak 396 orang, Lombok Barat (39), Lombok Timur (12), Kota Mataram (9), Lombok Tengah (2) dan Kota Denpasar 2 orang.
Jumlah korban jiwa itu diprediksi masih bisa bertambah mengingat Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban tertimbun longsor.
Untuk jumlah korban luka-luka tercatat 7.773 orang, dimana 959 orang luka berat dan rawat inap dan 6.774 orang luka ringan atau rawat jalan.
Sebanyak 417.529 orang mengungsi di ribuan titik pengungsian.
Baca juga: BMKG: Gempa susulan di lombok 474 kali
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018