Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perekonomian Indonesia tumbuh pada triwulan II 2007 sebesar 2,41 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi pada enam bulan pertama 2007 sebesar 6,13 persen dan secara "year on year" 6,28 persen.
Deputi Bidang Analisis dan Neraca Statistik BPS Slamet Sutomo di Jakarta, Rabu, mengatakan, pertumbuhan tersebut didorong oleh laju pertumbuhan ekspor yang mencapai 3,28 persen pada triwulan kedua dibanding triwulan pertama dan sebesar 9,79 persen untuk "year on year".
Dengan pertumbuhan seperti itu, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan II mencapai Rp962,501 triliun.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I, katanya, sektor yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah pengangkutan-komunikasi 5,2 persen, listrik-gas-air bersih 4,9 persen dan sektor perdagangan-hotel restoran 3,7 persen.
Sedangkan jika dibandingkan dengan semester I 2006, pertumbuhan tiga sektor tersebut adalah pengangkutan-komunikasi tumbuh 11,9 persen, listrik-gas-air bersih 10,5 persen dan sektor perdagangan-hotel restoran 8,3 persen.
"Nilai ekspor Indonesia masih tinggi di pasar internasional dan juga karena membaiknya kinerja," katanya
Kenaikan ekspor, jelasnya, dicatat oleh produk nikel, bijih kerak, abu logam, tembaga, hasil industri, bahan kimia, kendaraan otomotif, serat buatan.
"Hal lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan itu adalah peningkatan penyerapan angaran pemerintah, baik dalam bentuk belanja barang, belanja pegawai, dan belanja modal. Hal ini meningkatkan belanja domestik," katanya.
Dia menguraikan, belanja barang pemerintah meningkat menjadi Rp37,04 triliun pada triwulan II 2007 dibanding Rp34,29 triliun pada triwulan I 2007, belanja pegawai naik menjadi Rp46,83 triliun dibandingkan Rp35,66 triliun, sedangkan belanja modal naik menjadi Rp9,66 triliun dibandingkan Rp2,63 triliun.
"Dengan demikian, belanja pemerintah secara keseluruhan tumbuh 24,18 persen dibanding periode sebelumnya, atau 3,83 persen dibanding triwulan II 2006," katanya.
Sementara itu, ujarnya, konsumsi rumah tangga tumbuh 1,46 persen pada triwulan I 2007 dibanding periode sebelumnya, dan 4,71 persen secara `year on year`, yang terdiri atas 1,1 persen pertumbuhan konsumsi makanan, dan 3,92 persen pertumbuhan konsumsi bukan makanan.
Sedangkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto atau investasi pada triwulan II 2007 adalah 6,9 persen, ekspor barang dan jasa 9,8 persen, serta impor barang dan jasa 7,2 persen.
Penurunan tarif impor juga menyebabkan pertumbuhan impor 7,69 persen dibanding triwulan I 2007 sehingga meningkatkan sisi supplai atau pasokan barang.
"Sektor pertanian tumbuh 3,63 persen, terutama ditunjang oleh subsektor perkebunan seperti kelapa sawit, subsektor industri manufaktur (1,84 persen), subsektor alat angkutan, mesin dan peralatannya (6,15 persen), sektor perdagangan-hotel-restoran 3,69 persen, dan sektor komunikasi 5,91 persen," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007