Acara yang dimulai pada pukul 06.00 WIB itu dipimpin oleh Siti Hardiyanti Rukmana yang merupakan putri mendiang Presiden kedua RI Soeharto.
"Jalan Sehat ini merupakan salah satu dari empat rangkaian acara dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya Yayasan Harapan Kita," kata Siti Hardiyanti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut dalam keterangan pers, Minggu.
Rute jalan sehat, yakni Candi Bentar atau Sasono Utomo kemudian mengitari TMII dan berakhir kembali ke Candi Bentar atau sejauh lebih kurang 3,5 kilometer.
Acara jalan sehat yang dibuka untuk umum itu diikuti sekitar 1.000 orang yang terdiri atas masyarakat, karyawan TMII, dan karyawan YKH.
Dalam memeriahkan setengah abad yayasan yang didirikan Siti Hartinah Soeharto (Tien Soeharto) pada 23 Agustus tersebut, digelar empat rangkaian acara istimewa selama 18-23 Agustus 2018, dengan mengambil tema "Melanjutkan Membangun Harapan Untuk Indonesia".
Selain jalan sehat, sebelumnya telah diselenggarakan pergelaran wayang kulit pada Sabtu (18/8) di Candi Bentar atau Sasono Utomo, TMII Selanjutnya akan digelar Haul Ibu Tien Soeharto di Masjid Sunan Kalijaga, TMII pada Selasa (21/8) dan diakhiri dengan acara puncak pada Kamis (23/8) di Candi Bentar.
Selama setengah abad YHK berdiri, sudah banyak berkiprah bagi masyarakat luas.
Melalui YHK yang didirikan pada 23 Agustus 1968, Tien Soeharto membuat sederetan mahakarya yang diperlukan dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia hingga kini.
Satu mahakarya monumental Tien Soeharto melalui YHK, yaitu Taman Mini Indonesia Indah yang menjadi taman wisata paling modern di Asia Tenggara saat itu, terbangun dengan megah pada 20 Mei 1975, hanya selang tujuh tahun setelah pendirian YHK.
"Taman mini merupakan rekreasi yang dibangun sangat bagus, namun harga tiket masuknya termurah jika dibandingkan dengan taman rekreasi di berbagai belahan dunia lainnya sehingga sampai mendapat penghargaan," ujar Mbak Tutut.
Pada 1979, YHK juga mendirikan Rumah Sakit Anak dan Bersalin (RSAB) Harapan Kita. Tien Soeharto dan teman-temannya di YHK juga mendirikan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada 1985.
"Rumah Sakit Harapan Kita dibuat untuk menangani penyakit khusus dengan fasilitas dan sarananya setara dengan berbagai sarana medis di luar negeri," kata dia.
Pada kenyataannya, menurut Mbak Tutut, sebelum dibangun Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, banyak pasien Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk berobat dengan alasan sarana medis di Indonesia tidak memadai.
Padahal, menurut Mbak Tutut, tenaga dokter di Indonesia cukup banyak jumlahnya.
"Maka, ibu saya membangun berbagai sarana rumah sakit khusus tersebut karena keinginan ibu untuk membela kesehatan rakyatnya. Bagi yang ekonominya tidak mampu, meskipun mengalami gangguan jantung, tetap harus diselamatkan dengan mekanisme subsidi silang," kata dia.
Selain berkiprah di masyarakat melalui pembangunan Rumah Sakit, Tien Soeharto melalui YHK juga antara lain membangun Perpustakaan Nasional pada 1989 dan membuat taman Anggrek.
Kiprah YHK dalam kegiatan sosial lainnya, antara lain pembagian sembako, menyantuni anak-anak cacat dan yatim piatu, serta membantu memenuhi keperluan korban bencana alam. Kegiatan sosial yang terbesar, antara lain penanganan korban meletusnya Gunung Galunggung di Tasikmalaya.
Baca juga: Wayang semalam suntuk meriahkan setengah abad YHK
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018