Islamabad (ANTARA News) - Mantan bintang kriket Imran Khan diambil sumpahnya sebagai perdana menteri Pakistan pada Sabtu dan menerima tantangan untuk membentuk pemerintahan koalisi di negara Asia Selatan yang memiliki senjata nuklir itu di saat krisis mata uang membayangi.
Khan, yang nasionalis pemberontak, menang dalam pemilihan umum pekan lalu. Dia berjanji memerangi korupsi dan mengurangi kemiskinan secara drastis di antara rakyat Pakistan yang berjumlah 208 juta dan sebagian besar Muslim.
Mengenakan busana tradisional sherwani berwarna hitam dan dalam gaya ala pahlawannya dan pendiri Pakistan Muhammad Ali Jinnah, Khan membacakan sumpah jabatan dan berjanji untuk menghormati konstitusi.
"Saya meyakini dan memiliki kesetiaan sejati kepada Pakistan," Khan membaca sumpah itu, berdiri dekat Presiden Mamnoon Hussain. Kemudian ia diberi penghormatan para penjaga di halaman rumah dinas perdana menteri.
Kudeta militer telah mewarnai sejarah Pakistan yang berusia 71 tahun, dan pemilihan Khan merupakan peralihan kekuasaan kedua secara demokratis. Jika ia merampungkan masa pemerintahannya lima tahun ia akan menjadi perdana menteri pertama Pakistan yang mampu melakukannya.
Tehreek-e-Insaf (PTI) atau Partai Keadilan pimpinan Khan, menguasai 151 dari 342 kursi di majelis nasional, setelah pemungutan suara pada Jumat untuk memutuskan siapa yang akan diminta membentuk pemerintahan.
Khan dengan mudah menegalahkan saingannya Shehbaz Sharif dari partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang berkuasa sebelumnya. Ia meraih 176 suara sementara Sharif memperoleh 96 suara, demikian Reuters.
Editor: M.Anthoni
Pewarta: antara
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2018