Yogyakarta (ANTARA News) - Poltabes Kota Yogyakarta menggunakan perangkat teknologi tinggi berupa Global Positioning System (GPS) untuk melacak pelarian kawanan perampok empat unit anjungan tunai mandiri (ATM) dan kantor biro perjalanan Satriavi di kawasan 'Happy Land Medical Center'. "Polisi saat ini masih mengejar para perampok yang diperkirakan lebih dari empat orang sesuai arah yang terpantau dalam GPS," kata Kapoltabes Kota Yogyakarta, Kombes Pol Agung Budi Maryoto, Rabu. Poltabes Kota Yogyakarta dalam melacak dan mengejar kawanan perampok dibantu jajaran Polda DIY dan Jawa Tengah (Jateng) untuk mempersempit dan menutup ruang gerak pelarian mereka. Perampokan empat unit ATM masing-masing milik Bank Mandiri, Bukopin, BCA dan Danamon serta kantor Satriavi di kawasan `Happy Land Medical Center` Jalan Timoho/Jalan Ipda Tut Harsono tersebut terjadi Rabu pagi antara pukul 05.00-05.30 WIB. Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Menurut Kapoltabes Yogyakarta, sesuai keterangan saksi, di antara pelaku ada yang berusia di atas 50 tahun, bahkan mereka sempat mengeluarkan ancaman berbau SARA. "Para perampok juga mengancam para saksi yang disekap dan dilumpuhkan untuk tidak ikut-ikutan karena mereka nanti bisa menjadi korban," katanya. Ditanya soal senjata api yang digunakan perampok, Kombes Pol Agung Budi Maryoto mengatakan pihaknya telah menunjukkan kepada para saksi beberapa jenis senjata api seperti revolver dan FN. "Saksi menunjuk jenis senjata revolver," katanya. Ia menambahkan polisi juga akan melakukan cek silang keterangan saksi `Happy Land` dan saksi kasus perampokan di Pegadaian Sentul beberapa waktu lalu. Hal ini perlu untuk mengidentifikasi apakah pelaku perampokan di `Happy Land` dan Pegadaian Sentul memiliki ciri yang sama. "Sejauh ini masih dilakukan cek silang, belum ada titik terang apakah ada kaitan antara perampokan di `Happy Land` dan Pegadaian Sentul," katanya. Dikatakannya polisi juga sedang meminta bantuan Bank BCA untuk menyerahkan CCTV yang mungkin merekam peristiwa perampokan pagi tadi. "Rekaman CCTV ini penting untuk memudahkan identifikasi pelaku," katanya. Dalam dua pekan terakhir di Kota Yogyakarta terjadi empat kasus pencurian dengan kekerasan, yakni di Pegadaian Sentul Kecamatan Mergangsan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Gambiran Umbulharjo, Kantor K-Link di Tegalrejo serta kawasan `Happy Land`. (*)
Copyright © ANTARA 2007