Santiago (ANTARA News) - Polisi Chile menangkap dua pria sehubungan dengan ancaman bom, yang mendaratkan sembilan pesawat niaga di Chile, Peru dan Argentina pada Kamis.
Satuan khusus penumpas kejahatan tergalang menangkap satu warga Chile yang berusia 29 tahun di kota di bagian utara negeri itu, Antofagasta, semalam sesudah menggunakan segitiga telepon saku untuk menemukannya, kata polisi.
Pria itu ditangkap pada Jumat dini hari di rumahnya dan telepon sakunya serta barang lain disita sebagai barang bukti, kata Kepala Polisi Santiago, Jose Rivera Aedo, dalam jumpa pers.
Orang itu, yang belum disebutkan namanya, direncanakan diadili di Santiago pada Jumat sore dengan tuduhan membuat ancaman peledakan, yang bertentangan dengan undang-undang keamanan negara.
Orang kedua, pria berusia 33 tahun, juga warga Chile dan disebut bernama Boris Chacon Flores, ditahan di bandar udara Santiago pada Kamis sore, setelah diduga "bercanda" tentang bom di tasnya dengan temannya saat ia melalui petugas keamanan, kata wanita juru bicara jaksa Santiago West. Pria itu diadili dengan satu tuduhan, membuat ancaman palsu tentang bom.
Tidak ada hubungan jelas di antara kedua orang yang tertangkap itu, kata wanita juru bicara, Maria Angelica Venegas, dalam wawancara.
Kepala polisi Rivera menolak mengatakan apakah pihak berwenang mencari tersangka lain.
Ratusan penumpang dan barang bawaan mereka diturunkan di bandar udara di sekitar wilayah itu setelah muncul ancaman terhadap pesawat kelolaan LATAM, perusahaan besar penerbangan kawasan, dan Sky, perusahaan penerbangan murah Chile.
Presiden Chile Sebastian Pinera menulis di Twitter bahwa pemerintahnya akan mendorong hukuman berat terhadap tersangka, yang diduga melakukan panggilan, "untuk menjadi contoh".
Baca juga: Chile: sembilan pesawat dipaksa ubah rute akibat ancaman bom
Editor: Boyke S.
Pewarta: antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018