Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) sesi pagi, Rabu, ditutup melemah 5,33 persen akibat masih berlanjutnya tekanan dari krisis kredit `sub-prime mortgage` di AS. IHSG sesi pagi anjlok 115,616 poin menjadi 2.053,022, sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan terkoreksi 24,930 poin atau 5,52 persen ke posisi 426,514. Analis Riset PT Reliance Sekuritas Muhammad Karim, di Jakarta, mengatakan turunnnya indeks BEJ ini karena hampir semua saham yang ditransaksikan di BEJ mengalami koreksi, karena berlanjutnya tekanan bursa Wall Street dan regional akibat meluasnya dampak krisis 'sub-prime mortgage' di dunia. "Dampak krisis 'sub-prime' telah merambah hingga ke Australia, ditambah di AS sendiri sekitar 16 bank, sehingga tekanan terhadap pasar saham terus berlanjut," kata Karim. Kondisi ini telah membuat 214 dari 396 efek yang tercatat di BEJ mengalami penurunan di sesi pagi, sementara yang naik hanya empat saham, 10 tidak bergerak harganya dan 168 saham tidak diperdagangkan. Anjloknya bursa Wall Street dengan Indeks Dow Jones Industrial Average yang kehilangan 207,61 poin atau turun 1,57 persen menjadi 13.028,92 tadi malam telah menjadi pemicu utama melemahnya bursa regional dan BEJ. Penurunan indeks dipimpin anjloknya saham-saham unggulan, seperti Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank BNI (BBNI), Antam (ANTM), Astra Internasional (ASII) dan Bank Mandiri (BMRI). Saham TLKM di awal perdagangan turun Rp400 menjadi Rp10.450, PGAS tertekan Rp400 ke posisi Rp9.850, BBNI menurun Rp95 ke level Rp1.780, ANTM merosot Rp225 ke harga Rp2.200, ASII turun Rp1.000 ke posisi Rp16.000 dan BMRI turun Rp175 menjadi Rp2.975. Volume perdagangan mencapai 1,932 miliar saham dengan nilai Rp1,933 triliun dari 25.045 kali transaksi. Posisi asing 'net sell' (jual netto) mencapai Rp74,440 miliar. (*)

Copyright © ANTARA 2007