Manado (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Soputan 1.783 meter (m) terletak diantara Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut), mulai menurun dibandingkan sehari sebelumnya. "Sejak Rabu dinihari tremor amplitudo hanya sekitar 0,5-1 milimeter (mm), padahal sebelumnya pada hari Selasa (14/8) mencapai 35 mm, kata Petugas Pos Pengamat Gunung Api Soputan, Fandi, ketika dihubungi ANTARA melalui telepon, Rabu pagi. Dia mengatakan menurunnya aktivitas tersebut, membuat gunung itu tidak lagi memuntahkan material debu seperti terjadi saat letusan kemarin. Kendatipun aktivitas menurun, pemerintah masih memberlakukan status siaga terhadap gunung tersebut dan mengimbau agar masyarakat disekitar gunung itu untuk tetap waspada. Warga telah diminta jangan berkebun dibawah kaki gunung untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, katanya, sambil menambahkan, sampai saat ini belum ada masyarakat diungsikan akibat meletusnya gunung itu pada Selasa (14/8). Akibat meletusnya gunung itu, sejumlah wilayah diKabupaten Minahasa Selatan (Minsel) seperti Kecamatan Tumpaan, Kecamatan Amurang dan Kecamatan Tenga, dihujani debu. Kondisi itu membuat warga secara bergotong royong membersihkan atap rumah dari debu setebal 2-5 centimeter (cm). "Sejak kemarin, kami harus mengangkat debu dari atap rumah, " kata Susi Mononimbar, warga Keluarahan Pondang Kecamatan Amurang. Diktakannya debu menyebar diatap rumah maupun halaman dengan ketebalan sekitar lima cm, sehingga harus bekerja keras mengangangkatnya. Dintje Pongayow, warga Desa Pakuuere Kecamatan Tenga, mengemukakan tebaran debu Soputan di sekitar desanya hanya sekitar 2 cm. Sejak kemarin hingga hari ini, warga tidak lagi menjalankan aktivitas berkebun hanya memembersihkan rumah maupun tempat lainnya dari debu dan pasir itu. "Kendatipun pada hari ini gunung itu tidak lagi mengeluarkan debu, namun banyak abu halus gunung itu bertebaran akibat dibawah angin, "katanya. Gubernur Sulut, Sinyo Sarundajang, mengingatkan warga agar tetap waspada, sebab material debu gunung itu bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti, infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Sarundajang juga mengimbau agar warga untuk waspada terhadap meningkatnya aktivitas gunung tersebut, terutama warga disekitar kaki gunung jangan dulu berkebun. Gunung Soputan pada Selasa (14/8) sekitar pukul 05.30 wita meletus dengan ditandai suara gemuruh disertai awan panas, debu serta batu-batuan kecil. (*)
Copyright © ANTARA 2007