Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Rabu pagi, melemah hampir mencapai Rp9.400 per dolar AS akibat gejolak pasar uang global yang masih terus menekan mata uang lokal itu.
Nilai tukar rupiah merosot tajam sebesar 45 poin menjadi Rp9.395/9.400 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.350/9.355 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, mengatakan gejolak pasar uang global yang terus menekan rupiah mengakibatkan mata uang lokal itu terpuruk hingga mendekati angka Rp9.400 per dolar AS.
Gejolak itu makin menakutkan yang dikhawatirkan akan menyeret rupiah terus menembus level Rp9.500 per dolar AS, katanya.
Menurut dia, gejolak pasar uang global yang diberitakan mulai berkurang ternyata makin menekan pergerakan rupiah yang makin terpuruk.
Apabila rupiah bisa menembus level Rp9.500 per dolar AS, maka dikhawatirkan kepercayaan terhadap rupiah makin merosot, ucapnya.
Ini, lanjutnya, sangat berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri saat ini sulit mengantisipasi, karena bahkan sejumlah bank sentral telah mengeluarkan dana yang mencapai 300 miliar dolar AS untuk meredamnya.
"Kita saat ini hanya melihat dan menunggu (wait and see) perkembangan pasar global lebih lanjut, katanya.
Menurut dia, rupiah juga tertekan oleh membaiknya pasar uang regional, karena indeks Dow Jones melemah sebesar 200 poin.
Jadi kasus gejolak pasar uang global yang dikatakan mereda cuma omong saja, buktinya tekanan terhadap rupiah makin besar, ucapnya.
Sementara itu, dolar AS di pasar uang regional mencapai 117,45 yen naik dibanding hari sebelumnya 117,19 yen, euro terhadap yen jadi 158,79. (*)
Copyright © ANTARA 2007