Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Jamaah haji Indonesia makan di kantin dan warung makan di sekitar hotel tempat mereka tinggal saat layanan katering untuk sementara dihentikan karena lalu lintas Mekkah yang luar biasa padat membuat banyak jalan ditutup.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Jumat pagi memantau kondisi jamaah saat layanan katering dihentikan sementara.
"Setelah shalat subuh, sambil jogging... Alhamdulillah sambil bisa memonitor jamaah kita di pagi hari setelah dihentikannya layanan distribusi katering," kata Lukman di Mekkah, Jumat.
"Alhamdulillah mereka sebagian besar dalam kondisi sehat, mudah-mudahan ini tetap terjaga sehingga seluruh jamaah kita bisa wukuf di Arafah pada waktunya nanti," kata Amirul Hajj.
Dia mengatakan di sekitar hotel jamaah Indonesia banyak warung makanan dan kantin yang menjajakan beragam makanan sehingga mereka tidak kesulitan makan.
Saat layanan katering tidak tersedia, jamaah Indonesia mendatangi warung-warung di sekitar hotel yang menyajikan beragam makanan, termasuk nasi lauk, teh, kopi, dan mie ayam.
Di sekitar hotel jamaah di Syisyah, Mekkah, ada pedagang makanan asal Indonesia yang menjajakan nasi komplit dengan harga 10 riyal, es teh manis seharga empat riyal, teh tawar seharga satu riyal, teh susu tiga riyal, kerupuk dengan harga lima riyal, dan kopi seharga dua riyal. (1 riyal setara dengan Rp3.900).
Ada juga warung-warung "rahasia", tempat pembeli yang masuk harus langsung menutup kembali pintu, yang menjajakan makanan seperti mi ayam dan mi bakso seharga masing-masing 10 riyal per porsi, lontong sayur seharga lima riyal, bubur kacang hijau seharga lima riyal, serta camilan seharga lima riyalan seperti krupuk, keripik dan sale pisang, dan kripik tempe.
Jamaah Indonesia bisa menggunakan uang biaya hidup 1.500 riyal Saudi (sekitar Rp6 juta) dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan saat layanan katering dihentikan dan membayar ongkos transportasi.
Layanan katering untuk jamaah Indonesia dijadwalkan mulai beroperasi kembali pada 25 Agustus, setelah lalu lintas Mekkah berkurang kepadatannya.
Sampai sekarang sejumlah jalan utama di Mekkah mulai ditutup karena kepadatan jamaah yang luar biasa di Kota Suci. Bus Shalawat yang biasanya hilir mudik di jalur-jalurnya untuk mengantar jamaah ke Masjidil Haram juga tidak terlihat. Sebagian jamaah Indonesia memilih menuju Masjidil Haram menggunakan taksi dan mobil sewaan saat bus shalawat tidak beroperasi.
Baca juga:
72 perusahaan katering layani jamaah haji Indonesia tahun ini
Jamaah haji Indonesia dapat menu makan khas Tanah Air
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018