Surabaya (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Herman S Sumawiredja mengaku telah menemukan jaringan distributor yang memasok bahan peledak terkait ledakan di Pasuruan 11 Agustus lalu.
"Untuk saat ini, saya belum dapat membuka siapa distributor yang memasok ke Pasuruan, karena kami masih mengembangkan dalam penyelidikan," ujarnya di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa.
Ditanya tentang distributor yang dimaksud merupakan warga sipil atau militer, jenderal bintang dua itu hanya menjawab singkat, "Yang jelas polisi tak menyimpan TNT."
Mengenai kemungkinan kaitannya dengan terorisme, ia mengatakan tidak ada, melainkan hanya bom ikan (bondet).
"Tak selalu yang berkekuatan high explosive itu terkait dengan teroris, karena bahan bom ikan dan bom teroris `kan mungkin saja sama. Bom ikan juga bisa menggunakan TNT yang dicampur potasium chlorat dan bahan lainnya," tegasnya.
Hingga kini tim penyidik telah menemukan 45,2 kilogram bahan peledak jenis TNT, 1,6 kilogram potasium chlorat, sejumlah black powder yang dicampur solar, ribuan detonator aktif, dan ribuan casing (selongsong) detonator.
Tentang perburuan pemilik bondet yang meledak di Pasuruan, Nadhir, Kapolda menyatakan Nadhir hingga kini belum tertangkap, karena melarikan diri hingga di luar Jawa Timur.
Dalam kasus ledakan di Pasuruan itu, polisi telah menetapkan lima tersangka yakni H Ilham (pemilik rumah) yang diperiksa di Polresta Pasuruan, Nadhir (kabur), dan tiga tersangka yang tewas terkena ledakan (Marsiti, Yusuf, dan Mansur yang ketiga merupakan kerabat tersangka Ilham).(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007