Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan ekspor mobil utuh (CBU) naik sekitar 40 persen pada 2008 menjadi sekitar 70 ribu unit, menyusul akan beroperasinya pelabuhan khusus mobil pada akhir Agustus tahun ini.
"Tahun ini diperkirakan ekspor mobil CBU mencapai sekitar 50 ribu unit, dan tahun depan setidaknya bisa mencapai sekitar 70 ribu unit," ujar Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Syarif Hidayat di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, potensi kenaikan ekspor mobil tahun depan itu, tidak hanya karena produksi dan penetrasi pasar ekspor yang meningkat dari kalangan industri otomotif, tapi juga adanya dukungan infrastruktur pelabuhan yang semakin baik.
"Rencananya Agustus ini, akan diresmikan beroperasinya pelabuhan khusus mobil tersebut. Keberadaan pelabuhan khusus untuk ekspor maupun impor, serta pengiriman antar pulau itu akan mendorong kinerja industri otomotif di Indonesia," ujar Syarif.
Ia mengatakan, pada 2006 ekspor mobil CBU baru mencapai sekitar 31 ribu unit dan diproyeksikan naik menjadi sekitar 50 ribu unit pada 2007 dan diperkirakan akan terus tumbuh menjadi sekitar 70 ribu unit pada 2008.
"Saat ini sejumlah ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) tengah ekspansif penetrasi pasar ekspor. Daihatsu misalnya akan ekspor ke Venezuela," kata Syarif.
Sedangkan, impor mobil CBU, kata dia, relatif sedikit setiap tahunnya atau hanya sekitar 10 ribu unit dari total pasar mobil di dalam negeri yang pada tahun ini diproyeksikan menembus angka di atas 400 ribu unit.
"Sebagian besar impor mobil berasal dari negara anggota ASEAN, karena tarif bea masuk (BM)-nya sudah nol persen untuk mobil yang komponen ASEAN-nya sudah mencapai 40 persen," kata Syarif.
Lebih jauh ia optimis kinerja industri dan investasi di sektor otomotif akan terus tumbuh, seiring beroperasinya pelabuhan khusus mobil yang merupakan salah satu agenda dalam Rencana Aksi Investasi Strategis (SIAP) antara Indonesia-Jepang.
"Prinsipal (pemegang merek khususnya otomotif) Jepang berjanji akan menambah investasinya bila pelabuhan mobil tersebut selesai," katanya.
Untuk mendukung berkembangnya industri otomotif di Indonesia yang kebanyakan dikuasai prinsipal dari Jepang, Pemerintah, kata dia, belum berancana mengeluarkan paket kebijakan otomotif yang baru pasca Paket Kebijakan Otomotif tahun 1999.
"Kalangan industri otomotif menilai kebijakan yang ada sekarang masih cocok, sehingga belum perlu dikeluarkan paket kebijakan. Kebijakan yang akan dilakukan hanya berupa penyesuaian PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah)," ujar Syarif.
Deperin bersama pelaku industri, kata dia, tengah menggodok penurunan PPnBM seluruh kategori mobil untuk mendorong tumbuhnya pasar di Indonesia, terutama untuk kendaraan serba guna (MPV) dan kendaraan komersial, seperti truk. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007