Konvergensi mendorong pekerja media harus memiliki ketrampilan yang `multitasking`

Davao, Filipina (ANTARA News) - Federasi Serikat Pekerja Global Asia Pasifik (Uni Apro) mengatakan Indonesia harus fokus dalam meningkatkan keterampilan bidang digital maupun kecerdasan buatan bagi para pekerja.

"Indonesia harus siap dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Mau tidak mau, kita harus berubah, karena dunia kerja akan berubah drastis dalam ekonomi digital," ujar Sekretaris Regional UNI Apro Christopher Ng di Davao, Filipina, Kamis.

Penyiapan tenaga kerja itu harus sesuai dengan kebutuhan industri melalui pendidikan serta pelatihan dari sekolah kejuruan hingga perguruan tinggi.

"Agar lulusan sekolah kejuruan maupun perguruan tinggi dapat terserap di dunia industri," kata dia.

Dalam pembuatan kurikulum pelatihan, lanjut dia, pemerintah dapat beraudiensi dengan serikat pekerja maupun pengusaha untuk mendapatkan formulasi yang terbaik.

Sementara itu Presiden Serikat Pekerja Televisi Nepal Govinda Dhital mengatakan era digital mendorong media massa melakukan konvergensi.

"Konvergensi mendorong pekerja media harus memiliki ketrampilan yang `multitasking`. Satu orang jurnalis harus bisa menulis artikel, mengambil foto dan bahkan membuat video berita," kata dia.

Akibatnya, lanjut dia, ada pengurangan dalam segi jumlah tenaga kerja media.

"Satu orang bisa melakukan tiga atau bahkan empat pekerjaan. Itu sangat luar biasa bahwa akan muncul super jurnalis," kata dia.

Namun, perubahan pola kerja jurnalis itu tidak langsung meningkatkan kesejahteraannya.

"Disinilah peran serikat pekerja media dalam memperjuangkan hak-hak jurnalis yang memiliki ketrampilan multitasking," ungkap dia.

Baca juga: Ekonomi dunia tidak menguntungkan Indonesia

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018