Saat ini hidran umum yang telah terpasang sebanyak 100 buah dan sudah kita tambah sebanyak 100 buah..

Jakarta (ANTARA News) - Pengiriman sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi yang sangat dibutuhkan para pengungsi korban gempa bumi di Pulau Lombok terus dilanjutkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Ya, terus dilanjutkan. Ini sejalan dengan masa tanggap darurat yang sudah diperpanjang dari semula berakhir 11 Agustus 2018 diperpanjang hingga 25 Agustus 2018," kata Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Menurut Danis, sebanyak 20 sumur bor yang dilengkapi pompa air tanah (PAT) dengan kapasitas 15-20 liter/detik difungsikan sebagai sumber air bersih pengungsi. Sebaran 20 sumur bor dan PAT adalah lima unit di Kabupaten Lombok Timur dan 15 unit berada di Kabupaten Lombok Utara.

Untuk distribusi air bersih dilakukan menggunakan 19 mobil tangki air (MTA) ke wilayah yang telah disepakati bersama dengan Basarnas, PMI, BNPB, dan Kepolisian. Air kemudian ditampung dengan menggunakan tandon air maupun hidran umum berkapasitas 2.000 liter.

"Distribusi belum menjangkau secara merata hingga ke daerah terpencil, karena memerlukan tambahan hidran umum sebagai tempat tampungan air. Saat ini hidran umum yang telah terpasang sebanyak 100 buah dan sudah kita tambah sebanyak 100 buah," ujar Danis.

Sebanyak 100 unit hidran umum sudah tiba di Mataram pada 14 Agustus yang dikirimkan dari gudang peralatan Kementerian PUPR di Jakarta. Selain itu juga kembali dikirim sebanyak 149 WC "portable" dari Surabaya dan 280 set WC "knock down" yang akan tiba 16 Agustus 2018.

Sebelumnya Kementerian PUPR telah memasang di lokasi-lokasi pengungsian sebanyak 90 WC "portable" seperti di Posko Kecaatan Tanjung, Desa Sokong, Posko Kecamatan |Gangga, Posko Kecamatan Pemenang, dan Posko Kecamatan Kayangan yang juga dilengkapi oleh hidran umum dan bioseptik.


Bendungan-Jalan-Jembatan

Danis juga menjelaskan, pihaknya melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara 1, Ditjen SDA juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi tiga bendungan yang ada di Pulau Lombok yakni Bendungan Pengga, Pandan Duri, dan Batu Jai.

"Kondisi ketiganya aman dan masih berfungsi mengalirkan air untuk jaringan irigasi pertanian," katanya.

Pemeriksaan juga dilakukan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX terhadap kondisi jalan dan jembatan. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada jalan nasional yang putus, hanya terjadi longsor pada beberapa titik di KM 47 hingga KM 54.

Penanganan longsor sudah dilakukan dengan menurunkan alat berat sehingga tidak mengganggu lalu lintas. Sebanyak 12 jembatan mengalami kerusakan juga sudah dilakukan penanganan antara lain dengan memperbaiki oprit dan "expansion joint" jembatan.

Ke-12 jembatan adalah Kali Padet, Panggung, Lokok Koangan, Sapit II, Tampes, Baburung III, Embar-embar, Sokong A, Lempenge I, Luk I, Sidutan dan Segundi.

Untuk Jembatan Sokong yang berada di Kecamatan Tanjung dan mengalami kerusakan pada balok induk sepanjang 15 cm, kata Danis, juga sudah selesai dilakukan perbaikan.

Baca juga: PUPR terus mobilisasi bantuan sanitasi-air bersih
Baca juga: Atasi Krisis Air Bersih, Kementerian ESDM Bantu Sumur Bor Bagi Korban Gempa Lombok
Baca juga: Pengungsi di Lombok Barat butuh terpal dan air bersih

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018