Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyebutkan sejumlah peribahasa dari daerah di Indonesia yang bermakna pentingnya bekerja sama bagi pembangunan bangsa.

"Dari Ranah Minang, kita bersama-sama belajar: Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing," kata Presiden dalam Pidato Kenegaraan saat Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat 2018 di Gedung MPR/DPD/DPR RI, Jakarta pada Kamis.

Selain itu, setidaknya ada 4 pepatah dari daerah lainnya disebutkan Presiden untuk mengingatkan bangsa harus bekerja bersama menghadapi tantangan.

Presiden menyebutkan peribahasa masyarakat Pasundan yaitu sacangreud pageuh, sagolek pangkek yang bermakna masyarakat harus memiliki komitmen dan konsistensi dalam bekerja bersama.

Peribahasa dari Sulawesi Selatan Resopa Temangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata juga disebut Jokowi yang memiliki makna dalam bekerja bersama, masyarakat harus ikhlas dan juga berdoa agar tujuannya dapat tercapai.

"Dari Bumi Gora, kita bersama-sama belajar: Bareng bejukung, bareng bebose. Kita kerja bersama, kita nikmati bersama sama jerih payah kita," kata Kepala Negara menjelaskan pepatah asal Nusa Tenggara Barat.

Pepatah dari masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan yaitu Waja Sampai Kaputing yang bermakna kerja bersama dengan penuh semangat dan tidak patah di tengah jalan, serta tidak pernah menyerah pun diucapkan Jokowi.

Para hadirin juga mendengarkan ungkapan-ungkapan dalam bahasa daerah yang diucapkan Jokowi itu dengan tawa.

Dalam pidatonya, Presiden mengingatkan Indonesia sebagai bangsa yang besar akan menghadapi tantangan yang juga besar.

Dengan menjaga kerukunan, persaudaraan dan persatuan antar anak bangsa, diharapkan Indonesia mampu menghadapi tantangan global.

"Saya yakin, sebagai bangsa yang besar, dengan modal sosial yang kuat, kita akan mampu menghadapi semua tantangan, seberat apapun," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2018 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018