Jakarta (ANTARA News) - Ekonom peraih hadiah Nobel Ekonomi, Joseph E. Stiglitz, memperkirakan krisis kredit kepemilikan rumah (subprime mortgage) yang tengah terjadi di Amerika Serikat (AS) belum melewati fase terburuk sehingga belum bisa dipastikan kapan krisis yang mengguncang pasar modal global itu akan berakhir. "Situasi yang paling buruk saat ini terjadi pada debitur yang tergolong `subprime` (dengan bunga kredit terbesar karena memiliki resiko terbesar, red). Namun, masalah akan bertambah parah jika debitur yang sedikit lebih beruntung dan tidak tergolong `subprime` terkena dampak dari penurunan harga rumah dan kenaikan suku bunga," kata Stiglitz di sela-sela diskusi publik tentang globalisasi di Jakarta, Selasa. Dia menjelaskan, krisis "subprime mortgage" akibat debitur di AS kesulitan membayar kredit rumah mereka yang jumlahnya telah melebihi total pendapatan mereka sehingga mereka kemungkinan terpaksa menjual rumah mereka dan harga rumah akan semakin tertekan. "Diperkirakan sekitar 1,7 juta orang di AS akan kehilangan rumahnya karena krisis ini sehingga ini lebih menjadi bencana sosial daripada bencana finansial," katanya. Ketika harga rumah semakin jatuh dan suku bunga semakin tinggi, jelasnya, maka debitur yang tadinya tidak tergolong subprime debitur akan turun ke golongan itu dan kondisinya akan semakin buruk. "Kalau ini yang terjadi, maka kondisinya semakin buruk," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007