Bahkan ada pula sebagian pelaku pasar yang memperkeruh suasana pasar di mana menyamakan ekonomi Indonesia akan menyamai Turki turut melemahnya laju rupiah,

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak melemah 41 poin menjadi Rp14.618 dibanding posisi sebelumnya Rp14.577 per dolar AS.

"Pergerakan dolar AS yang kembali mengalami penguatan menghambat peluang rupiah untuk bertahan di zona positif," kata analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Pelaku pasar pun, lanjut Reza, diperkirakan akan kembali meningkatkan permintaannya pada dolar AS.

Ditambah lagi, dengan masih adanya sejumlah sentimen yang dianggap kurang baik maka dapat membuat rupiah kembali melemah meskipun telah dihadang oleh kenaikan suku bunga acuan.

"Adanya upaya pemerintah untuk menekan impor yang diikuti langkah bank sentral menaikkan suku bunga agar pelebaran defisit transaksi berjalan tidak mencapai 3 persen akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi ke depannya, sehingga dapat menghambat laju rupiah," kata Reza.

Pernyataan berbagai pejabat terkait dengan penyebab pelemahan rupiah tampaknya tidak banyak direspons positif karena pelaku pasar menantikan kebijakan yang realistis untuk menghadapi gejolak pelemahan rupiah.

Bahkan langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikan suku bunganya, juga belum direspons positif.

Berkaca dari sebelumnya di mana BI telah menaikan suku bunganya beberapa basis poin sejak era suku bunga rendah di level 4,75 persen, tampaknya tidak berpengaruh dimana rupiah masih melemah.

Di sisi lain, masih adanya kekhawatiran akan penyebaran resesi ekonomi Turki membuat permintaan terhadap dolar AS meningkat, sehingga rupiah pun ikut kembali melemah.

"Bahkan ada pula sebagian pelaku pasar yang memperkeruh suasana pasar di mana menyamakan ekonomi Indonesia akan menyamai Turki turut melemahnya laju rupiah," ujar Reza.

Baca juga: Perkuat rupiah, Kadin fasilitasi pertemuan pemerintah-pengusaha
Baca juga: Kurangi tekanan rupiah, BI minta korporasi tidak borong valas

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018